Curah Hujan Menurun, Sebagian Lahat Diprakirakan Alami HTH Terpanjang

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah bakal mengalami penurunan di penghujung Bulan Mei. Hal ini dikarenakan, kondisi cuaca yang mulai memasuki musim kemarau.


Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel, Wandayantolis mengatakan berdasarkan analisis sifat hujan pada dasarian II Mei 2022, sebagian wilayah Sumsel sudah berada di bawah normal, seperti seluruh daerah PALI dan Lubuk Linggau. Namun, ada juga yang masih berada di kondisi normal, seperti di sebagian OKI, sebagian besar Pagaralam dan lain sebagainya.

"Untuk sifat hujan yang masih diatas normal itu masih terjadi diantaranya di Kota Palembang," katanya berdasarkan keterangan resminya, Sabtu (21/5).

Dari analisis tersebut, pihaknya pun memprakirakan curah hujan pada dasarian III Mei 2022. Dimana, bakal terjadi penurunan curah hujan. Bahkan, sebagian besar wilayah Sumsel curah hujannya rendah atau 0 hingga 50 mm, Sedangkan, untuk curah hujan kategori menengah atau 50 hingga 150 mm masih tetap terjadi meskipun hanya sebagian kecil di wilayah Sumsel. Curah hujan bakal semakin menurun diprakirakan terjadi pada dasarian I Juni 2022. 

"Untuk curah hujan tinggi dan sangat tinggi di Sumsel itu tidak ada," terangnya.

Pihaknya juga memprakirakan bakal terjadi Hari Tanpa Hujan (HTH). Mulai HTH sangat pendek atau 1 hingga 5 hari, HTH pendek 6 sampai 10 hari. Sedangkan, HTH menengah, panjang dan sangat panjang hingga kekeringan ekstrem tidak terjadi di Sumsel. "HTH paling panjang di Sumsel diprakirakan bakal terjadi di Kikim Barat, Kabupaten Lahat, yakni sepanjang 8 hari," ujarnya.

Menurunya curah hujan ini seiring dengan masuknya periode musim kemarau. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat di Sumsel berhemat dalam menggunakan air bersih. "Selalu jaga lingkungan dari potensi bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)," pungkasnya.