Harga sejumlah bahan pangan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, masih menunjukkan fluktuasi tinggi, khususnya pada komoditas cabai.
- Jelang Ramadhan, Harga Cabai di Empat Lawang Makin Pedas
- Harga Cabai di Empat Lawang Naik Lagi
- Jelang Idul Adha, Harga Cabai Tembus Rp 60.00 Per Kilogram
Baca Juga
Hingga saat ini, harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting tetap berada di kisaran Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Ruzuan Effendi, mengungkapkan hasil monitoring di beberapa pasar menunjukkan belum adanya tren penurunan harga cabai.
“Cabai merah keriting masih di angka Rp 80 ribu dan cabai rawit merah Rp 60 ribu. Belum ada penurunan dari hasil monitoring di sejumlah pasar di Palembang,” kata Ruzuan, Senin (20/1).
Selain cabai, harga bawang putih juga mengalami kenaikan signifikan dan saat ini dijual di kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 43 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bawang merah stabil di angka Rp 36 ribu per kilogram.
Di sisi lain, beberapa bahan pangan lainnya masih berada dalam harga stabil. Harga daging sapi tetap di kisaran Rp 140 ribu hingga Rp 150 ribu per kilogram, sedangkan daging ayam dijual merata seharga Rp 32 ribu per kilogram. Harga telur ayam pun relatif stabil di angka Rp 25 ribu per kilogram.
Untuk minyak goreng, harga minyak kemasan berada di kisaran Rp 19.500 hingga Rp 20 ribu per liter, minyak curah Rp 16 ribu per liter, dan MinyaKita Rp 17 ribu per liter. Harga tepung terigu curah stabil di Rp 10 ribu per kilogram, sementara tepung kemasan dijual seharga Rp 13 ribu per kilogram.
Harga beras juga terpantau stabil, dengan beras jenis premium dijual Rp 14 ribu per kilogram, beras medium Rp 12 ribu, dan beras SPHP Rp 12.500. Untuk komoditas ikan, tongkol dijual dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram, ikan kembung Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu, dan ikan bandeng Rp 30 ribu per kilogram.
Menurut Ruzuan, tingginya harga cabai di Sumsel disebabkan oleh menurunnya produksi akibat cuaca buruk yang memengaruhi panen. Selain itu, distribusi yang terhambat turut menjadi faktor penyebab.
“Cuaca buruk dan kendala distribusi masih menjadi penyebab utama harga cabai tetap tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan, kami juga mendatangkan cabai dari daerah lain seperti Pasuruan, Bengkulu, Enrekang (Sulsel), dan Bali,” jelas Ruzuan.
Tingginya harga cabai ini sudah berlangsung sejak periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 lalu. Pemerintah Sumsel terus memantau perkembangan harga dan berupaya memastikan pasokan bahan pangan tetap tersedia untuk masyarakat.
Meski beberapa bahan pangan menunjukkan kestabilan harga, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja dan memanfaatkan alternatif bahan pangan yang tersedia.
- Jelang Ramadhan, Harga Cabai di Empat Lawang Makin Pedas
- Dampak Cuaca Buruk, Kapal KMP Jagantara Kandas di Perairan Bakauheni
- Jelang Nataru, Harga Bawang dan Cabai Merah di Pasar Inpres Lubuklinggau Melonjak Naik