Buku Pelajaran Kurang, Orangtua Murid Terpaksa Beli

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus dikeluhkan para orangtua siswa. Mulai dari tidak terjangkaunya internet, tidak memilki Hp Android hingga kurangnya buku pelajaran. Akibatnya pembagian buku panduan belajar tidak merata, bahkan orangtua terpaksa beli.


Surat Edaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang dengan Nomor : 1198 /DISDIK/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Pelajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 merekomendasi 20 laman aplikasi dan portal belajar.

Hal ini juga merupakan rekomendasi langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk sekolah-sekolah di Indonesia, pada saat belajar jarak jauh secara dalam jaringan (daring).

Sementara buku mata pelajaran (mapel) sebagai panduan pembelajaran daring di rumah bagi siswa belum didapat. Ada juga pembagian buku mapel belum merata dari pihak sekolah.

Menanggapi hal tersebut, salah satu wali murid SD Negeri 23 Palembang Mulyani mengatakan, anaknya telah mendapatkan buku mata pelajaran tetapi hanya 2. Itupun 1 buku yang didapat bentuknya sudah difoto copy.

"Kalau belajarnya seperti ini terus anak-anak tidak akan mengerti. Orangtuanya yang mengambil buku, bukunya bukan yang asli tapi sudah difoto copy," katanya, Senin (27/7/2020).

Diakui Mulyani, dirinya tidak mengerti bagaimana cara mengakses buku yang direkomendasi oleh Kemendikbud melalui laman aplikasi yang telah tersedia.

"Jujur saya tidak mengerti bagaimana cara downloadnya, lebih baik pakai buku seperti ini saja. Saya yakin anak-anak juga tidak akan mengerti, karena pelajarannya disamakan secara nasional," tuturnya.

Senada dengan hal tersebut, Herman salah satu wali murid SD Negeri 160 Palembang Ia mengatakan, selaki wali murid, buku mapel harus segera dibagikan karena sejauh ini panduan bahan mapel belum ada.

"Yang ada hanya wali murid disuruh oleh guru membeli buku penunjang di toko buku dengan penerbitnya sudah ditentukan, satu buku harganya bervariasi mulai dari Rp 70 ribu, dan saya sudah membeli 3 buku," terang Dia.

Lanjut Herman, cukup besar biaya yang dikeluarkannya ditambah lagi belum pengeluaran keperluan lainnya, seperti mengisi kuota untuk pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.

"Sebagai wali murid, kami mengharapkan materi yang diberikan guru secara PJJ seharusnya diberikan buku dari sekolah juga. Kami sebagai orangtua tidak lagi memikirkan masalah buku. Apalagi perekonomian di masa saat ini, kita bukan hanya memikirkan masalah biaya pendidikan kita juga harus memikirkan biaya hidup," pungkasnya.[ida]