Pengacara Hotman Paris Hutapea mempertanyakan keputusan Menkum HAM Yassona Laoly terkait asimiliasi narapidana (napi) di tengah pandemi COVID-19.
- Bawa Kabur Uang Setoran, Manajer Hotel di Belitang Diringkus Polisi
- Datang sebagai Saksi Kasus Korupsi Jargas, Harnojoyo Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
- Ketua dan Pengawas Koperasi Keluarga Universitas Swasta di Palembang Dilaporkan ke Polisi, Diduga Gelapkan Dana SHU
Baca Juga
Sebab, masyarakat mulai resah dan panik lantaran heboh di media sosial mengabarkan narapidana yang keluar karena asimilasi akan melakukan perampokan dan pembegalan.
Seharusnya, kata Hotman Paris, para narapidana tersebut cukup dikarantina di tahanan tanpa ada yang menjenguk.
Hal tersebut disampaikan pengacara nyentrik itu melalui unggahan video di akun Instagram miliknya.
“Bapak menteri yang terhormat, kenapa mereka harus dikeluarkan? Kenapa mereka tidak di-lock selama tiga bulan, tidak boleh dikunjungi,” kata Hotman.
Pria yang karib disapa Bang Hotman itu menyamakan apa yang tengah dijalaninya saat ini.
“Sudah satu setengah bulan saya di-lock di rumah, mungkin sampai tiga bulan tidak bisa meninggalkan rumah. Sama kan?” ujar Hotman Paris.
Bang Hotman juga menyayangkapan keputusan pemerintah tersebut. Sebab, negara mengalami kerugian saat kembali menghukum narapidana tersebut.
“Bayangkan berapa biaya negara yang habis waktu penyidikan, penuntutan, dan pengadilan,” ungkap Hotman.
Kemudian, berapa banyak korban mereka dan sekarang masyarakat resah,” sambung Hotman.
Ia bahkan menyindir Menteri Yasonna untuk lebih berpikir dan membuat keputusan.
“Pak menteri,” pungkas Hotman Paris sambil menunjuk dahinya.
- Bacakan Pledoi secara Virtual, Mukti Sulaiman: Akhir Pengabdian PNS Mencari Keadilan
- Gadis Cantik Ini Hilang Misterius Usai Pamit Bukber, Polisi Periksa Pacar Korban
- Mardani Maming Bawa Surat Berlogo PBNU saat Serahkan Diri ke KPK