Bangkit dari Pandemi Lewat Genggaman: Detail Upaya Gojek yang Jadi Andalan Warga Palembang 

ilustrasi. (RMOL.id)
ilustrasi. (RMOL.id)

Perilaku konsumen berubah seiring dengan transformasi di sektor ekonomi. Salah satunya adalah digitalisasi yang menjadi tak terelakkan seiring majunya zaman. Digitalisasi di berbagai bidang, menjadi pilihan bagi masyarakat, utamanya karena memberi kemudahan. 


Transformasi ini dianggap sebagai perubahan kebudayaan, yang sebelumnya telah disebutkan oleh para ahli sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Disamping faktor sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 2001). 

Mengerucut kepada hal yang terjadi di tengah masyarakat, digitalisasi semakin mendapatkan porsinya di tengah pandemi. Pembatasan dan keterbatasan aktivitas masyarakat membuat sejumlah aplikasi yang mudah dan memudahkan, dan bisa diakses lewat ponsel, semakin maksimal digunakan. 

Diantara aplikasi yang menawarkan kemudahan itu, terdapat Gojek, aplikasi penyedia multi-layanan yang saat ini bisa dikelompokkan ke dalam lima besar bagian ekosistem, yakni layanan transportasi dan logistik, pengantaran makanan dan belanja, kebutuhan sehari-hari, berita dan hiburan, dan lingkungan hidup. 

Sejak berdiri pada 2010 silam, Gojek telah terus tumbuh merajai pasar transaksi digital di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Saat ini, hingga kuartal kedua 2021, Gojek telah diunduh lebih dari 190 juta pengguna. Sama dengan 70 persen penduduk Indonesia sebanyak 272 juta jiwa. 

Sementara untuk layanan yang telah hadir di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Vietnam, Gojek telah merangkul 2 juta mitra driver dan sekitar 900 ribu mitra usaha. Sehingga Gojek dinilai sebagai salah satu aplikasi yang berkontribusi besar untuk perekonomian.

Terlebih di masa pandemi dua tahun kebelakang, saat semua sektor usaha begitu terdampak. Gojek muncul sebagai pahlawan dan terus mengajak mitranya dan masyarakat untuk bangkit dari pandemi dengan memberikan dampak sosial yang luas. Sebab sebanyak 90 persen mitra UMKM Gojek mengaku bisa bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi setelah mereka bergabung.

"UMKM merasa terbantu dengan adanya solusi dari Gojek, mulai dari GoBiz, pembayaran non-tunai, jasa pengiriman antar kota, hingga dukungan non-teknis seperti periode promosi dan Panduan Keamanan COVID-19," mengutip dari keterangan resmi dalam lembar fakta Gojek yang diterima redaksi RMOLSumsel. 

Untuk mendukung mitra UMKM dan mitra driver, Gojek juga telah menggelontorkan bantuan Rp 1 Triliun, sebagai apresiasi bagi mitra ekosistem tersebut selama pandemi. "Berkat dukungan mitra driver dan mitra UMKM selama 11 tahun ini, Gojek dapat terus memberikan dampak positif dalam memudahkan kehidupan sehari-hari masyarakat, yang tercermin melalui kontribusi ekosistem kami terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional," ujar CEO Gojek, Kevin Aluwi pada awal November lalu. 

Kontribusi Gojek berupa bantuan di masa pandemi ini, dikemas melalui tiga Program Kesejahteraan Mitra Driver, mulai dari bantuan kebutuhan pokok yang mencakup uang belanja sembako, voucher belanja sembako, voucher potongan harga sembako dari GoPay, serta voucher makanan murah dan sehat untuk keluarga mitra driver. 

Kedua, bantuan penyediaan layanan dan perlengkapan kesehatan yang terdiri dari pembagian masker, hand sanitizer, disinfektan, kegiatan operasional Posko Aman, edukasi dan sosialisasi vaksinasi, serta fasilitasi vaksinasi bagi ratusan ribu mitra driver di lebih dari 130 kota/kabupaten. Dan terakhir, bantuan pengganti pendapatan bagi mitra driver yang nonaktif sementara saat masa pemulihan dari Covid-19.

"Sedangkan untuk mitra UMKM, kami secara konsisten memberikan subsidi promo bagi mitra UMKM yang tidak hanya bertujuan mendorong daya beli konsumen, tetapi juga menimbulkan efek bola salju sehingga mitra usaha dan mitra driver tetap bisa mendapatkan order," tambah Kevin dalam acara menyambut HUT ke-11 Gojek yang digelar secara virtual itu. 

Dari sisi pengguna, Gojek merupakan pilihan utama saat ini. Apabila merujuk hasil studi yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), pada September 2020 lalu, terungkap jika 97 persen pengeluaran digital yang dilakukan oleh masyarakat selama pandemi adalah untuk memesan makanan online. Disusul jasa pengirimanan online sebesar 76 persen. Pengeluaran transportasi online 75 persen dan belanja kebutuhan sehari-hari (online groceries) sebesar 74 persen. 

Sementara itu, GoPay dan GoFood menjadi fitur layanan Gojek yang paling sering digunakan selama pandemi. Disusul dengan penggunaan layanan PayLater dan GoPulsa, juga GoBills dan GoSend. Data ini memperkuat hasil riset golbal UXAlliance & Usaria pada bulan Juli 2020 di antara 47 aplikasi pengantaran di 17 negara, dimana GoFood mendapat peringkat pertama di seluruh dunia untuk UX (User Experience dalam aplikasi) dan peringkat kedua di seluruh dunia untuk CX (Customer Experience di luar aplikasi & setelah pembelian).

Secara rinci, melansir dari Gojek.com, ada sejumlah fakta menarik yang muncul di masa pandemi terkait layanan GoFood yang diberikan oleh Decacorn pertama di Indonesia ini. Mulai dari peningkatan transaksi dan peningkatan jumlah item makanan yang kini lebih variatif. Begitu juga tren kuliner sehat yang kini semakin banyak muncul di layanan GoFood, menjadi menu pilihan dari konsumen. 

Tentunya dengan tetap mengedepankan inisiatif Jaga Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan atau dikenal dengan J3K dalam setiap pelayanannya guna memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi pelanggan di tengah pandemi. 

Sejumlah upaya yang telah dilakukan ini, membuat transaksi Gojek tumbuh 10 persen dan gopay naik dua kali lipat di masa pandemi. Tercatat, hingga 2020 transaksi mencapai US$ 12 Miliar atau sekitar Rp170 Triliun. Semakin mengukuhkan Gojek sebagai superapp terdepan di Asia Tenggara. 

Bagaimana di Palembang? 

Frasa 'dunia dalam genggaman' menjadi kenyataan. "Sekarang kemana-mana mudah dan tidak perlu ribet, pesan makan dan pesan apapun juga tinggal lewat HP (handphone) saja," ungkap Atika, warga Palembang, salah satu pengguna aplikasi penyedia berbagai layanan yang dibincangi beberapa waktu lalu. 

Tidak sebatas itu, inovasi dalam pelayanan juga dimaksimalkan oleh Gojek Palembang melalui kerjasama kemitraan strategis dengan pemerintah. Di masa pandemi, Gojek menjalin bekerjasama dengan Pemkot Palembang untuk menyediakan layanan pengiriman obat dan surat rujukan dari 41 Puskesmas yang tersebar di kota Palembang.

Menggunakan fitur Gosend, dalam layanan ini masyarakat cukup memindai barcode untuk memilih layanan konsultasi kesehatan, pemesanan surat rujukan, dan pengantaran resep obat ke alamat pengguna. Wali Kota Palembang Harnojoyo mengungkapkan, kerjasama ini memberi dampak signifikan untuk meminimalisir kontak fisik pasien dan pihak puskesmas. Hal ini membantu upaya pemerintah kota Palembang menurunkan angka penyebaran COVID-19.

"Jadi warga tidak perlu lagi datang ke Puskesmas untuk mengambil obat ataupun surat rujukan," katanya saat penandatanganan kerjasama Februari 2021 lalu. Lagi-lagi, semua ini bisa lakukan hanya lewat genggaman (ponsel).

Saat itu, situasi pandemi cukup mengkhawatirkan di kota Palembang. Pada saat penandatanganan kerjasama itu, terjadi kasus Konfirmasi 6.947, Suspek 22.541, Probable 153, Kontak Erat 5.350, Sembuh 5.490, Meninggal 313, Discarded Kasus Suspek 14.415 (Data Dinkes kota Palembang, 3 Februari 2021).

Penyerahan bantuan konsentrator dari Gojek untuk Pemkot Palembang. (ist/rmolsumsel)

Komitmen dan konsistensi Gojek untuk kota Palembang terus ditunjukkan sampai beberapa waktu setelah kerjasama tersebut. Gojek juga ikut membantu masyarakat Palembang melalui masa pandemi dengan memberikan sejumlah bantuan seperti oksigen, masker dan hand sanitizer. 

Jalinan kerjasama antara Gojek dan Pemkot Palembang ini kembali diperkuat lewat nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak. Masih dalam suasana dan upaya untuk meminimalisir resiko penyebaran pandemi COVID-19. Terdapat lima poin kesepakatan yang juga ditegaskan oleh kedua belah pihak, yakni: 

(1) Konsolidasi Pelayanan Publik di Palembang berupa kerjasama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PM-PTSP) dalam digitalisasi layanan publik melalui pengiriman surat-surat perizinan dengan layanan GoSend kepada para pemohon; (2) Perbaikan Fasilitas Transportasi Umum berupa kerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Palembang terkait perbaikan dan perawatan halte bus Trans Musi; (3) Pelatihan dan Digitalisasi Pelaku UMKM berupa kerjasama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) dalam pelatihan bagi pelaku industri kecil dan menengah yang berada dalam pembinaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palembang; (4) Kemudahan Dalam Pembayaran Pajak berupa kerjasama dengan Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kota Palembang untuk memudahkan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan melalui fasilitas GoPay dalam fitur GoBills; dan (5) Dukungan Untuk Sektor Pariwisata Palembang berupa perencanaan program yang mendukung sektor pariwisata bersama Dinas Pariwisata Kota Palembang. 

Melandainya kasus terkonfirmasi COVID-19 di kota Palembang sampai saat ini tidak membuat Gojek berhenti. Untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat di tengah pandemi, Gojek juga menggelar sejumlah kegiatan vaksinasi massal yang menyasar masyarakat, mitra gojek dan mitra UMKM yang dilakukan atas kerjasama dengan sejumlah stakeholder seperti pemerintah dan kepolisian.

"Kegiatan ini untuk mempercepat terciptanya herd immunity di Kota Palembang. Hal ini menjadi momentum #BangkitBersama, kami berharap dengan pemberian vaksin ini, mitra driver Gojek bisa memberikan pelayanan lebih optimal kepada para pelanggan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan terbaik," ujar Head of Public Policy and Government Relations Gojek Sumbagsel, Kenn Lazuardhi.

Upaya-upaya yang telah dilakukan ini, diluar layanan utama pada fitur-fitur Gojek yang telah ada lebih dulu, membuat hadirnya Gojek di kota Palembang menjadi andalan untuk bangkit dari pandemi.