Garam laut adalah garam yang dibuat dengan cara menguapkan air laut. Komoditas ini bisa didapat dengan mudah dan harganya murah. Namun siapa sangka, di samping memberi citarasa garam laut berkhasiat kesehatan dan kecantikan.
- Covid-19 Melonjak, 50.000 Warga Sumsel Langsung Divaksin
- YKMI Keberatan, Menkes Tak Jalankan Putusan MA soal Vaksin Halal
- Waspada, Virus Covid-19 Varian Kappa Sudah Masuk Sumsel
Baca Juga
Dilansir GenPi.co, Senin (13/4/2020), orang-orang di seluruh dunia telah menggunakan garam laut sejak zaman prasejarah. Karena memang garam laut memiliki manfaat yang beragam.
Garam laut sebagian besar kandungannya terdiri dari natrium klorida, Juga senyawa yang dapat membantu mengatur keseimbangan cairan dan tekanan darah dalam tubuh.
Beberapa orang percaya, garam laut lebih sehat daripada garam jenis lainnya terutama bagi dunia kecantikan. Berikut ini manfaatnya:
- Hidrasi, tekanan darah, dan banyak lagi
Secara umum, garam dapat membantu mempertahankan tingkat hidrasi dan tekanan darah yang memadai.
Memberikan keseimbangan cairan yang tepat dalam tubuh tentuny memberikan peranan penting untuk menjaga tingkat tekanan darah yang sehat.
Karena itu, mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak natrium dapat menyebabkan perubahan tekanan darah pada mereka yang sensitif terhadap garam makanan.
Beberapa percaya bahwa mengkonsumsi garam laut yang dicampur dengan air hangat membantu pencernaan.
Klorida diperlukan untuk menghasilkan asam lambung, dan natrium klorida (garam) memfasilitasi penyerapan dan transportasi nutrisi dalam usus setelah mereka dipecah selama pencernaan.
Karena itu, mengonsumsi garam yang cukup meningkatkan kesehatan pencernaan yang optimal.
- Kesehatan dan peradangan kulit
Mandi garam laut dianggap mengurangi kekeringan dan peradangan kulit.
Faktanya, National Eczema Foundation merekomendasikan untuk menambahkan 1 cangkir garam ke dalam air mandi untuk membantu meringankan iritasi dari eksim, suatu kondisi yang ditandai oleh kulit yang merah dan gatal.[ida]
- Ghana Setujui Vaksin Malaria Baru Dari Oxford
- Kasus ISPA di OKU Menurun Selama Pandemi Covid-19, Dinkes Masih Teliti Penyebabnya
- Capaian Vaksin Booster di Sumsel Baru 18,39 Persen