Puluhan Kerbau yang Mati Mendadak di Muratara Diduga Terkena Penyakit Ngorok

Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan Ikan) Muratara mengambil sampel dari kerbau yang mati mendadak milik peternak. (ist/RmolSumsel.id)
Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan Ikan) Muratara mengambil sampel dari kerbau yang mati mendadak milik peternak. (ist/RmolSumsel.id)

Puluhan kerbau yang mati mendadak di Desa Rantau Kadam,  Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan pada beberapa waktu belakangan di diduga terkena penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE).


Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan Ikan) Muratara Ade Mery mengatakan, dugaan puluhan kerbau milik para peternak mati terkena penyakit ngorok itu berdasarkan analisisi awal.

Dari hasil keterangan peternak, mereka rata-rata menyebutkan bahwa kerbau yang mati itu semula mengalami ngorok.

"Dari penjelasan dari pemilik kerbau awalnya hewan ternak mereka itu terkena penyakit ngorok dan langsung mati.  Nah dari informasi tersebut kita menafsirkan bahwa kerbau tersebut terserang penyakit SE,"kata Ade, Senin (22/5).

 Ade menjelaskan, untuk memastikan penyebab kematian puluhan ekor kerbau tersebut mereka pun mengambil sampel berupa hati, usus otak dan paru. Sedangkan untuk kerbau yang sehat darahnya yang diambil sebagai sampel.

"Sekarang kita sudah mengirimkan sampel ke Laboratorium Balai Veteriner Lampung dan tinggal menunggu hasilnya apa penyebab kerbau itu mati,"jelasnya.

Ia mengingatkan kepada pemilik ternak agar mengisolasikan hewan ternak yang masih sehat ke tempat lebih aman dan jangan sampai masih bercampur dengan kerbau yang sudah sakit.

"Ya harus di kandang dan diisolasikan dari tempat tersebut agar kerbau kerbau itu bisa hidup dan tidak terinfeksi penyakit SE,”imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan kerbau milik masyarakat di Desa Rantau Kadam,  Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan mati mendadak.

Akibatnya, para peternak kerbau merasa khawatir karena terancam mengalami kerugian hingga mencapai puluhan juta.

Menurut informasi kerbau yang mati itu sebelumnya ngorok dan tidak lama langsung mati.

Bakar (54) salah pemilik ternak mengatakan awalnya hewan ternak miliknya itu kena penyakit ngorok dan dianggapnya mungkin penyakit biasa dan tidak akan menyebabkan kematian terhadap hewan ternak miliknya.