Arkeolog senior dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional (Arkernas), dan pakar tentang sejarah Kedatuan Sriwijaya, Drs Bambang Budi Utomo, Kamis (6/10) sekitar pukul 15.30 tutup usia karena sakit.
- Gelar Pelatihan Menyulam, Ganjar Milenial Harap Sulam Bisa Lestari dan Ekonomi Meningkat
- Bripka Adi Syafnur Arisal Sukses Ubah Lahan Ganja jadi Palawija
- Banyak Titik Kritis Penularan Covid-19 Terkait Kegiatan Kurban, Kementan Ingatkan Prokes
Baca Juga
Merunut jauh ke belakang, pria kelahiran Jakarta, 7 Agustus 1954, ini bukanlah nama asing di kalangan peneliti arkeologi.
Terlebih sejak 1982 fokus penelitiannya ialah kajian Sriwijaya dan Melayu dengan pendekatan kajian regional. Mantan kepala Balai Arkeologi Palembang, Budi Wiyana membenarkan kabar tersebut.
"Setahu saya mas Tomi (panggilan Bambang Budi Utomo) diabetes sudah lama, waktu sering kelapangan sudah pakai insuline, saya belum dapat informasi persisnya beliau meninggal karena apa tapi setahu saya selama ini mas Tomi mengidap diabetes," katanya, Kamis (6/10).
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini dirinya belum belum mendapatkan informasi terkait kapan dan dimana alamarhum dimakamkan.
"Tadi informasi sore tadi pemakaman menunggu saja sampai magrib, mas Tomi ini tinggal di Jakarta Selatan, kalau enggak salah," katanya.
Budi mengaku Indonesia kehilangan sosok pakar Kedatuan Sriwijaya karena Bambang Budi Utomo sejak tahun 1980 konsennya ke Kedatuan Sriwijaya baik penelitian dan tulisan-tulisannya.
"Memang kita kehilangan, saya juga kaget, meskipun mas Tomi itu diabetesnya sudah lama tapi kelihatannya sehat gitu, karena beliau bawaannya happy , sakit enggak di anggap, masih guyon," katanya.
Menurutnya 3 tahun lalu Budi Bambang Budi Utomo telah pensiun dari peneliti diusia 65. "Perkiraan saya umur beliau sekarang 68 kalau tidak salah bulan Agustus beliau lahir," katanya.
Hal senada dikemukakan mantan Kepala Arkeolog Palembang Nurhadi Rangkuti belum dapat informasi akan di kuburkan di mana Bambang Budi Utomo.
Namun Nurhadi mengaku sedih akan kehilangan teman akrabnya tersebut.
"Pak Bambang memang arkeolog yang sejati, sampai pensiun beliau masih bantu-bantu arkeologi, itu yang bisa saya ingat, jasa-jasanya juga untuk arkeologi Indonesia," pungkasnya.
- Merasa Kehilangan, Kapolda Sumsel Doakan KH Kgs Ahmad Nawawi Dencik Al Hafiz
- Terjunkan 146 Personel, Satlantas Polrestabes Palembang Waspadai Kemacetan di Malam Tahun Baru
- 561 Bacaleg dari 18 Parpol di OKU Berkurang 31 Orang