Aparat Halangi Massa Bakar Ban, Demo Tolak BBM Naik Berakhir Ricuh

Massa HMI Palembang bersitegang di halaman DPRD Sumsel saat mencoba membakar ban/ist
Massa HMI Palembang bersitegang di halaman DPRD Sumsel saat mencoba membakar ban/ist

Aksi demo penolakan atas kenaikan harga BBM yang di gelar massa dari HMI Cabang Palembang dan Badan Koordinasi  (Badko) HMI Sumbagsel di halaman kantor DPRD Sumatera Selatan, Rabu (31/8) sore berakhir ricuh.  


Kericuhan itu dipicu aksi bakar dua ban bekas yang dilakukan massa HMI Cabang Palembang. Kejadian berawal saat salah satu aktivis HMI dengan menggunakan mobil box  melakukan orasi menolak kenaikan harga BBM, lalu salah satu aktivis HMI menyuruh rekannya membakar dua ban bekas yang sudah di bawa sebelumnya .

"Selama tidak  merusak fasilitas negara maka biarkan kita mengekpresikan, tidak ada yang rusak saya jamin aman selama tidak ada provokasi , karena tugas aparat mengamankan para demonstran  supaya tidak terjadi keributan, betul kawan-kawan,"  teriak salah satu aktivis HMI.

Selanjutnya aktivis HMI terus berusaha membakar dua ban bekas tersebut dengan gas semprot di  depan halaman kantor DPRD Sumsel

Aktivis HMI  ini menilai pembakaran ban merupakan bentuk perjuangan dimana hari ini masyarakat merasakan kesakitan-kesakitan  yang sama.

"Maka dari itu izinkan kami dari masyarakat Sumatera Selatan dengan bermodalkan sendiri dan tidak ada fasilitas negara yang kami ganggu disini, mengekspresikan bahwa   kami sedang berjuang, apa tanda perjuangan kawan-kawan jika membakar apipun kita tidak mampu, kita tidak  membakar gedung ini kawan-kawan,"  teriak aktivis HMI.

Namun upaya membakar ban langsung di halangi aparat dengan menuangkan air ke arah ban yang di bakar tadi sehingga keributan dan ricuh tak terhindarkan sehingga membuat situasi menjadi panas. Aparat kepolisian juga berkali-kali mengingatkan pendemo agar jangan membakar ban.

Setelah di situasi dingin, para aktivis HMI ini kembali  berupaya membakar ban tersebut dan kembali merapatkan barisan mereka. Sempat terjadi adu mulut antara aparat kepolisian dengan pendemo.

Saat para aktivis ini akan kembali membakar ban , polisi kembali menyiramkan air ke ban  yang hendak di bakar.

Aktivis HMI ini menilai membakar ban adalah ekspresi mereka sehingga adu mulut dengan aparat tak terhindarkan, namun kericuhan akhirnya bisa di redam baik dari aparat kepolisian dan aktivis HMI itu sendiri

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli menyayangkan kericuhan yang terjadi  dan berharap kejadian  serupa tidak terulang kembali.

“ Pagi tadi saya sudah intrupsi di ruang rapat paripurna, untuk menolak kenaikan BBM ini artinya kalian bertanya bagaimana nurani kami di  DPRD Sumsel sama, apa yang anda rasakan, sama dengan yang kami rasakan, kalau kawan datang pagi tadi mungkin ramai anggota DPRD menerima anda,” katanya.

Selain atas tuntutan yang disampaikan ini  politisi PKS ini akan dirinya tandatangani dan sekretariat DPRD Sumsel akan mengantarkan langsung tuntutan ini ke DPR RI.

"Kami juga sampaikan bagaiman antrian di POM bensin beberapa tempat, beberapa waktu yang lalu kawan kawan Komisi IV DPRD Sumsel sudah memanggil Pertamina dan kami dari Dapil Palembang sudah datang  ke Pertamina mempertanyakan kelangkaan BBM subsidi, jadi yang antre yang BBM subsidi yang  tidak subsidi tidak antri, ini bentuk perjuangan  dan kami bersama kawan-kawan semua," katanya.