Aksi demo penolakan atas kenaikan harga BBM yang di gelar massa dari HMI Cabang Palembang dan Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumbagsel di halaman kantor DPRD Sumatera Selatan, Rabu (31/8) sore berakhir ricuh.
- Pertamina Plaju Tingkatkan Produksi BBM, Capai 2,24 Miliar Liter Tahun 2024
- Truk Pengangkut Kesulitan BBM, Sampah di Jalanan Lubuklinggau Menumpuk
- Demi Keamanan Rantai Pasokan Energi, Kilang Pertamina Plaju Perkuat Kerjasama Dengan Lanal Palembang
Baca Juga
Kericuhan itu dipicu aksi bakar dua ban bekas yang dilakukan massa HMI Cabang Palembang. Kejadian berawal saat salah satu aktivis HMI dengan menggunakan mobil box melakukan orasi menolak kenaikan harga BBM, lalu salah satu aktivis HMI menyuruh rekannya membakar dua ban bekas yang sudah di bawa sebelumnya .
"Selama tidak merusak fasilitas negara maka biarkan kita mengekpresikan, tidak ada yang rusak saya jamin aman selama tidak ada provokasi , karena tugas aparat mengamankan para demonstran supaya tidak terjadi keributan, betul kawan-kawan," teriak salah satu aktivis HMI.
Selanjutnya aktivis HMI terus berusaha membakar dua ban bekas tersebut dengan gas semprot di depan halaman kantor DPRD Sumsel
Aktivis HMI ini menilai pembakaran ban merupakan bentuk perjuangan dimana hari ini masyarakat merasakan kesakitan-kesakitan yang sama.
"Maka dari itu izinkan kami dari masyarakat Sumatera Selatan dengan bermodalkan sendiri dan tidak ada fasilitas negara yang kami ganggu disini, mengekspresikan bahwa kami sedang berjuang, apa tanda perjuangan kawan-kawan jika membakar apipun kita tidak mampu, kita tidak membakar gedung ini kawan-kawan," teriak aktivis HMI.
Namun upaya membakar ban langsung di halangi aparat dengan menuangkan air ke arah ban yang di bakar tadi sehingga keributan dan ricuh tak terhindarkan sehingga membuat situasi menjadi panas. Aparat kepolisian juga berkali-kali mengingatkan pendemo agar jangan membakar ban.
Setelah di situasi dingin, para aktivis HMI ini kembali berupaya membakar ban tersebut dan kembali merapatkan barisan mereka. Sempat terjadi adu mulut antara aparat kepolisian dengan pendemo.
Saat para aktivis ini akan kembali membakar ban , polisi kembali menyiramkan air ke ban yang hendak di bakar.
Aktivis HMI ini menilai membakar ban adalah ekspresi mereka sehingga adu mulut dengan aparat tak terhindarkan, namun kericuhan akhirnya bisa di redam baik dari aparat kepolisian dan aktivis HMI itu sendiri
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli menyayangkan kericuhan yang terjadi dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
“ Pagi tadi saya sudah intrupsi di ruang rapat paripurna, untuk menolak kenaikan BBM ini artinya kalian bertanya bagaimana nurani kami di DPRD Sumsel sama, apa yang anda rasakan, sama dengan yang kami rasakan, kalau kawan datang pagi tadi mungkin ramai anggota DPRD menerima anda,” katanya.
Selain atas tuntutan yang disampaikan ini politisi PKS ini akan dirinya tandatangani dan sekretariat DPRD Sumsel akan mengantarkan langsung tuntutan ini ke DPR RI.
"Kami juga sampaikan bagaiman antrian di POM bensin beberapa tempat, beberapa waktu yang lalu kawan kawan Komisi IV DPRD Sumsel sudah memanggil Pertamina dan kami dari Dapil Palembang sudah datang ke Pertamina mempertanyakan kelangkaan BBM subsidi, jadi yang antre yang BBM subsidi yang tidak subsidi tidak antri, ini bentuk perjuangan dan kami bersama kawan-kawan semua," katanya.
- Pertamina Plaju Tingkatkan Produksi BBM, Capai 2,24 Miliar Liter Tahun 2024
- DPRD Sumsel Apresiasi Penjualan LPG 3 Kg Melalui Pengecer, Pastikan Terjangkau bagi Masyarakat Miskin
- Pengelolaan Tambang oleh Kampus Harus Diberi Batasan, DPRD Sumsel: Jangan Sampai Ganggu Proses Perkuliahan