Angka Kemiskinan di Banyuasin Turun Jadi 9,58 Persen

Ilustrasi kemiskinan (dok/rmolsumsel.id)
Ilustrasi kemiskinan (dok/rmolsumsel.id)

Angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2023 mengalami penurunan signifikan, mencapai 9,58 persen atau sekitar 85.880 jiwa. Penurunan ini sangat positif karena berhasil mengubah angka kemiskinan menjadi satu digit.


Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, bersama dengan Sekretaris Daerah Banyuasin, Erwin Ibrahim, mengumumkan prestasi ini. Tahun sebelumnya, pada tahun 2020, angka kemiskinan di Banyuasin sebesar 10 persen atau 88.550 jiwa.

Penurunan angka kemiskinan ini berdasarkan Surat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan kepada BPS Kabupaten/Kota Se-Sumatera Selatan, tanggal 10 Oktober 2023, mengenai Hasil Perhitungan Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2023.

"Hal ini menjadi sejarah baru dalam perjalanan Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang berhasil mengurangi angka kemiskinan menjadi di bawah 10 persen," kata Pj Bupati Banyuasin.

Ia menambahkan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari kerja keras selama 5 tahun pemerintahan Askolani sebagai Bupati dan H. Slamet sebagai Wakil Bupati periode 2018-2023.

"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kita berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan merupakan indikator keberhasilan dalam membangun daerah," ujarnya.

Dengan pencapaian ini, Pemerintah Kabupaten Banyuasin berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di masa yang akan datang. Pj Bupati Banyuasin mengucapkan selamat kepada semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan seluruh pihak yang telah berjuang bersama untuk mencapai prestasi ini.

"Kami berharap agar semua pihak tetap bersatu dan bersinergi untuk melanjutkan pembangunan di Kabupaten Banyuasin yang kita cintai," katanya.

Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah melakukan berbagai program untuk menurunkan angka kemiskinan selama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode 2018-2023. Program-program tersebut termasuk Gerakan Tanam Sayur (GERTAS), Gerakan Pengembangan Tanaman Obat, Rempah-rempah, dan Umbi (GERBANG TOBARU), Kampung Buah (PULAWAN BUWEH), Gerakan Memelihara Ternak Unggas (GEMAR TUGAS), dan Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat (GERBANG PERAK). Selain itu, kegiatan seperti job fair juga memberikan dampak positif dengan penurunan tingkat pengangguran dari 4,73 persen menjadi 3,84 persen, serta pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 3,84 persen.