Seekor anak gajah yang ditemukan hampir putus belalai akibat terkena jeratan di kawasan Area Pengguna Lain (APL) di Aceh Jaya, akhirnya mati. Gajah itu sempat dirawat oleh tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di Sare, Aceh Besar.
- Karhutla Hanguskan 3 Hektare Lahan di Empat Lawang, BPBD: Cuaca Panas dan Ulah Manusia Diduga Jadi Penyebab
- Hingga Juli 2024, BPBD Catat 22 Bencana Alam Melanda Empat Lawang
- BPBD OKI Mengeluh Anggaran Minim Untuk Padamkan Karhutla, Dua Mobil Patroli Rusak
Baca Juga
Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, mengatakan pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak gajah itu. Namun, karena kondisi belalainya sudah terinfeksi. Akhirnya tidak bisa diselamatkan.
“Tapi saat ini sedang nekropsi,” kata Agus Arianto kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 16 November 2021.
Agus Arianto menjelaskan jeratan yang terkena pada anak gajah itu jenis jeratan sling. Hal itu diketahui dari bekas dan sisa yang masih menempel pada belalainya.
Saat dievakuasi ke Sare, kata Agus, gajah itu beraktivitas dengan lincah. Namun, terkait kondisi dalam fisik tidak tau kondisinya.
Agus mengatakan, meski demikian gajah itu tengah harus belajar kembali cara mengambil makan dan lainnya mengguna belalai. Di samping itu, gajah juga bernafas melalui belalai.
Agus mengimbau kepada masyarakat agar tidak menggunakan jerat, racun, dan jenis alat membahayakan lainya di daerah sering dilewati hewan dilindungi. Karena dapat mencenderai dan membunuhnya. "Gajah adalah hewan yang dilindungi karena populasinya semakin berkurang kita berharap tidak ada lagi kejadian serupa yang menghancurkan habitat fauna langkah ini," pungkasnya.
- Karhutla Hanguskan 3 Hektare Lahan di Empat Lawang, BPBD: Cuaca Panas dan Ulah Manusia Diduga Jadi Penyebab
- Hingga Juli 2024, BPBD Catat 22 Bencana Alam Melanda Empat Lawang
- BPBD OKI Mengeluh Anggaran Minim Untuk Padamkan Karhutla, Dua Mobil Patroli Rusak