Akhir Cinta Slamet dan Nenek Rohaya yang Tutup usia

Lokasi pemakaman Rohaya yang berada di samping suami pertamanya di  di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan Kamis (7/9). (Amizon/RMOLSumsel.id)
Lokasi pemakaman Rohaya yang berada di samping suami pertamanya di di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan Kamis (7/9). (Amizon/RMOLSumsel.id)

Satu hari pasca meninggalnya nenek Rohaya, suasana duka masih menyelimuti keluarga dan tetangga di sekitar rumah duka yang berada di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan Kamis (7/9).


Nenek Rohaya, meninggal dunia di usia 80 tahun, pada Rabu (6/9), sekitar pukul 11.00 WIB, setelah lebih dari satu bulan menahan sakit komplikasi yang dideritanya. 

Namun sayang di detik-detik hari terakhirnya, nenek Rohaya tidak ditemani oleh Slamet (27), sang suami yang dinikahinya pada tahun 2017 yang lalu.

Fakta ini diperoleh tim RMOLSumsel.id saat bertandang ke rumah duka pada Kamis (7/9), dengan didampingi oleh personel Polsek Lengkiti Aipda Irwan.

Kehadiran tim disambut langsung oleh Slamet dan Doni Saputra (27), anak bungsu almarhumah nenek Rohaya, serta Kadus 1 Desa Lengkiti, Amzal (50).

Saat tiba, tim langsung diajak masuk ke rumah duka dengan kondisi yang sudah tidak laik dan sangat memprihatinkan. 

Dalam kesempatan itu, Doni mengungkapkan, bahwa pagi sebelum ibunya (nenek Rohaya) menghembuskan nafas terakhir, ia sempat pulang dari rumah makan tempatnya bekerja yang tak jauh dari kediaman mereka. 

Saat itu, Doni membawa nasi bungkus dan hendak menyuapi ibunya makan. Namun, kondisi nenek Rohaya sudah lemah dan tidak sanggup lagi membuka mulut.

“Melihat kondisi mama sudah seperti itu, saya langsung lesu dan berkata jika ada salah saya minta maaf. Mama hanya memandangi saya dengan tatapan kosong dan tangan kanannya sambil menepuk-nepuk kasur dengan pelan,” kenang Doni dengan raut wajah sedih.

Suasana di dalam rumah sempat hening sejenak ketika Slamet memotong percakapan. Dirinya mengaku, merasa kehilangan dan menyesal karena di saat terakhir istrinya (nenek Rohaya) meninggal dunia, dia tidak berada di sampingnya karena sedang bekerja di desa tetangga.

“Pas almarhumah meninggal, saya sedang bekerja dan sudah tiga hari tidak pulang. Saya tahu dia sedang sakit, tapi tidak menyangka kalau hari itu dia akan pergi untuk selamanya,” kata Slamet tertunduk lesu sembari menghisap rokok. 

Sayangnya, wawancara tidak bisa berlangsung lama karena terlihat ada ketidak harmonisan antara Selamat dan Doni.

Sebab, ketika tim menanyakan kepada Slamet, apakah sebelum meninggal, nenek Rohaya sempat berwasiat kepada dirinya, atau adakah kenangan terakhir yang masih berkesan. 

Sebelum Slamet menjawab, Doni langsung memotong dengan mengatakan, bahwa Slamet tidak mengurus nenek Rohaya karena jarang pulang ke rumah terutama saat Rohaya mengidap sakit komplikasi.

“Bagaimana mau ada kenangan terakhir, apa lagi wasiat. Dia ini jarang pulang, katanya kerja tapi tidak ada hasilnya,” kata Doni dengan nada kesal kepada Slamet.

Mendengar perkataan itu, Slamet langsung berdiri dan permisi mau keluar dari rumah. Sehingga suasana menjadi tegang dan tim langsung berinisiatif mengajak Doni bersama Kadus 1, Amzal, ziarah ke makam nenek Rohaya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah duka. 

Di lokasi TPU, tim mendapat fakta baru jika nenek Rohaya dimakamkan berdampingan dengan suami pertamanya yang meninggal dunia pada tahun 2001 silam.

“Di sebelah nenek Rohaya, ini kuburan suami pertamanya. Beliau meninggal tahun 2001 yang lalu, dan merupakan pensiunan tentara,” kata Kadus 1, Amzal seraya diamini oleh Doni. 

Usai berziarah dan dalam perjalanan ke rumah duka, tampak Slamet, duduk di kursi bersama beberapa warga. 

Saat ditemui dan ditanya apa rencananya setelah ditinggal nenek Rohaya, Slamet mengaku belum tahu hendak melakukan apa. 

“Tidak tahu pak, mau apa. Mungkin saya mau cari kontrakan yang aman dan nyaman, lokasinya di mana saja,” jawabnya.

Tepat sekitar pukul 12.15 WIB, tim langsung pamit pulang dan menuju ke Polsek Lengkiti mengantar Aipda Irawan. Kemudian melanjutkan perjalanan pulang menuju ke Kota Baturaja.