427 Koleksi Bersejarah yang Dijarah Belanda Akan Kembali ke Indonesia, Sumsel Siap Menampung

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal Sarkomi/ist
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal Sarkomi/ist

Rencana pengembalian sebanyak 427 koleksi benda bersejarah yang pernah dijarah oleh Belanda pada masa lalu semakin mendekati pelaksanaannya. 


Diprediksi tiba pada akhir Agustus ini, koleksi bersejarah ini akan menjadi bagian penting dalam pemulihan dan pelestarian warisan budaya Indonesia. 

Khususnya, provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah menyatakan kesiapannya untuk menampung koleksi-koleksi bersejarah berharga ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal Sarkomi, dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka tengah menunggu informasi resmi dari pihak Cagar Budaya dan Permuseuman di Jakarta terkait pengembalian koleksi benda-benda bersejarah ini. 

Jika ternyata terdapat keterkaitan antara koleksi tersebut dengan Sumsel, pihaknya dengan sepenuh hati siap untuk turut serta dalam upaya pelestarian dan penjagaan koleksi tersebut.

"Kami tidak berani untuk bertindak sembarangan dalam hal ini, karena ini adalah hal yang bersifat nasional. Kami akan menunggu arahan resmi dari pihak berwenang, dan jika Cagar Budaya dan Permuseuman Jakarta meminta kerjasama kami, kami akan siap melibatkan diri sesuai prosedur yang berlaku," ujar Aufa saat dihubungi pada Sabtu (26/8).

Pertanyaan mengenai kemungkinan koleksi bersejarah ini dikembalikan ke kota Palembang, Aufa dengan tegas menyatakan bahwa museum-museum di wilayah tersebut telah siap sepenuhnya untuk menyambut kepulangan koleksi-koleksi berharga ini. 

Ia menegaskan bahwa museum adalah aset berharga negara yang harus dijaga dengan baik. Berbagai langkah keamanan dan perlindungan akan diterapkan, termasuk pemberian penjagaan ketat di ruangan khusus dalam museum.

"Kesiapan kami sangat tinggi. Beberapa di antaranya adalah karya masterpiece yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Kami akan memberikan perlindungan dan pengamanan yang maksimal. Tidak semua orang akan diizinkan masuk ke ruangan khusus ini, untuk memastikan keamanan koleksi-koleksi bersejarah ini," tambah Aufa.