3.183 Personel Diterjunkan Saat Nataru, Melanggar Prokes Bakal Ditindak

Apel Gelar Operasi Musi 2021 dilapangan Sepak Bola Athira Wira Bhakti Komplek Pakri Palembang. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Apel Gelar Operasi Musi 2021 dilapangan Sepak Bola Athira Wira Bhakti Komplek Pakri Palembang. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel menerjunkan 3.183 personel gabungan untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) atau operasi lilin 2021. Personel tersebut terdiri dari 1.575 personel Polri dan 1.608 personel instansi terkait.


Personel ini nantinya akan ditempatkan 76 pos disejumlah titik di wilayah Sumsel yakni 44 pos pengamanan, 25 pos penyekatan kabupaten dan tujuh pos penyekatan provinsi.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan tugas utama tim di lapangan ini lebih menitikberatkan kepada pencegahan tindak kejahatan. Namun, akan diimbangi juga dengan penegakan hukum. Dia menegaskan titik pengamanan selama Nataru ini yaitu titik keramaian serta tempat-tempat ibadah.

"Nantinya seluruh alun-alun termasuk di Sumsel akan ditutup selama libur tahun baru, seiring dengan terbitnya inmendagri nomor 66 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan Covid-19 saat Nataru," katanya saat hadir dalam Apel Gelar Operasi Musi 2021 dilapangan Sepak Bola Athira Wira Bhakti Komplek Pakri Palembang, Kamis (23/12). 

Nantinya, apabila ditemukan seperti yang disampaikan oleh Kapolri dalam amanatnya, diantaranya ancaman yang perlu mendapatkan tindakan hukum maka akan dilakukan penindakan. "Termasuk bila ada yang melanggar protokol kesehatan juga akan ditindak," tegasnya sembari mengimbau masyarakat agar sebaiknya tetap dirumah selama Nataru.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya menambahkan berkaca dari pengalaman tahun lalu, selama Nataru terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 bertambah hingga 125 persen. Hal ini tentunya harus dijadikan pengalaman dan harus lebih berhati-hati lagi. Apalagi, adanya penyebaran varian baru Covid-19 yakni Omicron.

"Dari hasil penelitian, Omicron ini lebih cepat menyebar hingga lima kali lipat dibandingkan varian Delta yang ditemukan hingga 105.272 kasus termasuk di Indonesia," katanya. 

Selain mengantisipasi penyebaran Covid-19, yang perlu diantisipasi juga yaitu gangguan kamtibmas. Berdasarkan mapping kerawanan, diprediksi ada beebrapa gangguan diantaranya, ancaman kelompok intoleran, radikalisme, terorisme, aksi kriminalitas seperti curat, curat, curanmor balap liar, penyalahgunaan narkoba, pesta miras, dan lain sebagainya. Termasuk ancaman bencana alam seperti banjir dan tanah longsor akibat musim penghujan.

"Kami harap operasi lilin ini dapat dilaksanakan secara optimal sehingga sekecil apapun kejahatan dan gangguan kamtibmas dapat dicegah dan masyarakat dapat melaksanakan aktivitas ibadah Nataru dengan rasa aman dan nyaman," pungkasnya.