Tahun ini sudah ada sekitar 280.000 orang yang menandatangani kontrak militer dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
- Patah Tulang Metatarsus, Begini Kondisi Luna Maya
- Songket Malaysia Diakui UNESCO, Ini Tanggapan Pelestari Kain Palembang
- Politik dalam Negeri Afrika Selatan Pecah Belah, Karena Invasi Rusia ke Ukraina
Baca Juga
Begitu yang disampaikan Mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan, Dmitry Medvedev saat melakukan kunjungan ke wilayah Rusia yang paling Timur pada Minggu (3/9).
Medvedev mengaku telah bertemu dengan pejabat setempat dan membahas upaya penguatan angkatan bersenjata Rusia.
“Menurut Kementerian Pertahanan, sejak 1 Januari, sekitar 280.000 orang telah diterima menjadi anggota angkatan bersenjata berdasarkan kontrak,” ujarnya, seperti dimuat kantor berita TASS.
Tahun lalu, Rusia memiliki ambisi untuk menambah personel tempurnya menjadi 1,5 juta orang.
Beberapa anggota parlemen bahkan berpendapat bahwa mereka membutuhkan 7 juta personel untuk menjamin keamanan negara.
Ambisi untuk meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata di tengah perang Ukraina ditunjukkan Presiden Vladimir Putin dengan meluncurkan mobilisasi parsial terhadap 300.000 tentara cadangan pada September 2022.
Kebijakan itu akhirnya dihentikan setelah ratusan ribu laki-laki usia wajib militer kabur meninggalkan Rusia karena takut dikirim berperang ke medan Ukraina.
- Banjir Meluas ke Kazakhstan, Rusia Evakuasi Lebih dari 100.000 Warga
- Penyidik Rusia Tuding Ukraina Terlibat dalam Serangan yang Tewaskan 145 Orang di Gedung Konser Bulan Lalu
- Moskow Diserang Teroris, 40 Orang Dikabarkan Tewas