Yuk Manfaatkan Pekarangan Rumah Dengan Budidaya Hidroponik

Budidaya tanaman sayuran dengan sistem Hidroponik memang lah tidak susah, metode penanam ini tanpa menggunakan tanah pun bisa hidup.


Hidroponik terkenal dengan kemudahannya dalam menanam sayuran. Sebagai pemula yang tidak pernah belajar pertanian sama sekali, kita tidak perlu khawatir karena Hidroponik sangat mudah ditanam oleh siapapun.

Untuk budidaya Hidroponik ini kita tidak perlu menggunakan lahan yang luas atau kebun, kita bisa menggunakan area yang bisa dimanfaatkan seperti halaman rumah atau balkon rumah lho. Selain menghasilkan tanaman yang segar, budidaya sayur sehat tanpa pestisida.

Nah di Palembang sendiri Hidroponik mulai gandrungi, salah satu pengusaha Hidroponik yakni, Tia Anggraini mengatakan, bagi yang ingin memulai bisnis Hidroponik, hal utama yang mesti diperhatikan adalah memahami dahulu bagaimana proses penanaman hingga panen. Kemudian harus rajin dan gigih merawat tanaman yang dibudidayakan.

"Pertama persiapkan lahan budidaya Hidroponik. Kebetulan saya mulai budidaya tahun 2015 karena punya tempat kosong di lantai 3. Awalnya dibantu teman membuat kerangka pipa aliran air serta nutrisi jadi Rooftop Garden," katanya saat dijumpai kediamannya di Jalan Wahid Hasyim Kecamatan Jakabaring Kelurahan Tuan Kentang, Palembang, Minggu (23/8).

Saat kali pertama memulai budidaya Hidroponik, seseorang mesti mengetahui penempatan menanam tanaman yang tepat. Sebab bila tidak pas, maka harus memindahkan dan menanam ulang tanaman. Karena lokasi yang strategis adalah langsung terpapar matahari agar hasil panen maksimal.

Ia mulai berbudidaya di dunia Hidroponik selama lima tahun, kini sayur hasil panen Tias sudah masuk ke pengepul, supermarket, hotel, restoran dan rumah sakit. Tanaman yang ia budidayakan seperti sayur selada air, selada merah, bayam merah, pakcoy dan kaylan dengan harga jual kisaran Rp 25.000 sampai 35.000 tergantung jenis sayur.

"Bibitnya kita beli online pilih yang berkualitas, kemudian saat mulai menanam perhatikan pengaturan cuaca dan sinar matahari karena berpengaruh terhadap pertumbuhan serta perkembangan tanaman," jelasnya.

Pada saat penanaman awal setelah bibit ditanam, pertumbuhan tanaman hingga masa panen pertama membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Namun, ketika panen awal berhasil dan tunas tanaman masih ada, panen selanjutnya akan lebih singkat waktunya dibandingkan yang awal.

"Untuk hasil panen saya pribadi dalam sehari bisa menghasilkan 10-15 kg sayuran segar. Karena memang saat penanaman, sudah banyak konsumen yang menunggu untuk memesan. Kondisi sekarang pandemi Covid-19, yang order dominan dari rumah sakit karena untuk katering," kata Tias.

Setelah pembibitan, langkah selanjutnya yang perlu diketahui adalah perawatan tanaman agar tidak terkena hama. Biasanya, hama yang menyerang budidaya Hidroponik seperti ulat daun, kutu aphids sejenis serangga dan bahkan burung gereja kalau penanaman di tempat terbuka.

"Waktu pembibitan di pagi hari dan pengairan sebaiknya pagi atau sore hari sekaligus pemberian nutrisi tanaman tanpa pestisida. Bila tanaman kena hama, akar harus dicuci sehingga tidak banyak lumut menempel. Selain itu, perhatikan daun agar tidak menguning dan memiliki bercak hitam," terangnya lagi.

Selain aktif mengawasi tanaman secara rutin, faktor penting yang membuat sayuran tumbuh adalah menjaga kebersihan saluran pengairan dan perhatikan pH air dengan kadar 6-7. Kemudian untuk menghindari hama burung gereja, sebaiknya buat penutup atau atap lahan dengan jaring-jaring.

Kalau biasanya dalam satu bulan ia mampu memanen sayuran hingga 100-200 kg. Saat pandemi Covid-19 pesanan Hidroponik meningkat sampai 100 persen.

"Mungkin karena banyak yang nyari untuk jaga kesehatan dan imun tubuh di situasi sekarang, makanya banyak beli sayur terutama yang beli selada air," tandas dia.