Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda meminta BMKG lebih mengupdate informasi mengenai cuaca di kota Palembang untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
- Wali Kota Ratu Dewa Sambut Baik Tawaran Investasi China untuk Smart City dan Penanggulangan Banjir Palembang
- Saluran Air Tertutup Ruko Diduga Jadi Penyebab Banjir di Jalan SMB Palembang
- Hujan Deras Picu Banjir di Palembang, Warga Sukodadi Kesal Janji Pemkot yang Tak Kunjung Terpenuhi
Baca Juga
Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi bersama Stasiun Klimatologi (Staklim) Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin (27/12). Dia. "Jadi nantinya kawan-kawan dari Dinas PUPR, Perkimtan, dan sebagainya bisa mengantisipasi kondisi saat ini," tegasnya. Sebab, menurut Fitrianti BMKG berperan penting untuk memberikan informasi terkait cuaca ini. Sehingga dengan informasi yang maksimal, Pemkot Palembang tidak salah melakukan antisipasi.
Dijelaskannya pula, bahwa saat ini juga terdapat kurang lebih 200 titik sumbatan-sumbatan yang ada di kota Pelembang yang menjadi dampak dari pendirian bangunan di atas saluran air. Hal ini juga menyebabkan anak sungai di kota Palembang mengecil. Kedepan, Pemkot Palembang akan mengoptimalkan seluruh pompa yang ada, termasuk menyediakan pompa-pompa portable sekaligus melakukan normalisasi sungai di Palembang.

BMKG Sudah Sampaikan Peringatan Cuaca Ekstrim Sejak Oktober
Di sisi lain, Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Palembang mencatat curah hujan sebesar 159,7 mm pada Minggu (25/12) dini hari. Curah hujan ini tertinggi sepanjang 31 tahun terakhir atau lebih dari tiga dekade yang pernah terjadi di kota Palembang. Sejak Sabtu (24/12) malam, BMKG telah menyampaikan peringatan ini.
Bahkan lebih jauh, potensi peningkatan curah hujan ini telah dirilis pada 22 Oktober 2021 lalu oleh BMKG dan akan semakin parah akibat aktifnya fenomena La Nina. Berbagai informasi yang disampaikan oleh BMKG yang memiliki jargon Cepat, Tepat, Akurat, Luas, dan Mudah Dipahami ini sebetulnya bisa diakses di website resmi dan sosial media yang dimiliki oleh Staklim Kelas I Palembang.
Dikatakan Kepala Staklim Kelas I Palembang Wandayantolis, MSi sebagai Koordinator BMKG Provinsi Sumatera Selatan yang ikut dalam rapat tersebut, curah hujan ekstrim di kota Palembang diprediksi terjadi secara terus menerus hingga 2 Januari 2022 mendatang. "Diatas 50mm perhari," ujarnya. Dampaknya terlihat signifikan karena terjadi pula pasang air laut.
"Jadi curah hujan 25 Desember kemarin memecahkan rekor baru (selama 31 tahun) hujan ekstrim yang pernah terjadi untuk seri bulan Desember," ujarnya.
Selain itu dijelaskannya, terdapat pemicu lain yang mengakibatkan tingginya curah hujan, yakni adanya belokan angin yang memicu penumpukan masa udara yang membentuk awan hujan sehingga mengakibatkan potensi hujan yang tinggi.
"Sebagaimana rilis dari kolega kami di SMB II, hingga tanggal 2 Januari potensi tersebut masih cukup tinggi dan perubahan tetap terjadi. Sebagaimana disampaikan tadi, tanggal 30 Desember dan tanggal 1 Januari 2022 itu, peluang hujan ekstrim sangat tinggi," ungkapnya.

Upaya Antisipasi dan Penanganan Banjir Menunjukkan Kualitas Pejabat Pemkot
Upaya Pemkot Palembang melalui Wawako Fitrianti Agustinda yang meminta BMKG lebih mengupdate informasi cuaca tak lebih sebagai upaya untuk mencari kambing hitam. Hal ini disampaikan pengamat Bagindo Togar, kepada kantor berita RMOLSumsel.
Menurutnya, BMKG secara tugas dan kompetensi yang dimilikinya selama ini telah memberikan informasi yang maksimal kepada masyarakat. BMKG selalu menjadi rujukan bagi masyarakat yang tugasnya berkaitan dengan kondisi cuaca, seperti nelayan atau petani.
"Pemkot ini takutnya dengan peringatan dari KPK, Polisi, Jaksa. Kalau peringatan dari BMKG tidak pernah diperhatikan, jadinya asal sebut, menyalahkan BMKG yang tidak memberi informasi maksimal," ungkap Bagindo.
Padahal menurut Bagindo, Pemkot Palembang seharusnya berorientasi pada pencegahan kejadian atau mitigasi bencana dengan melakukan berbagai antisipasi sesaat setelah peringatan dilakukan. Banyak OPD terkait yang seharusnya bisa melakukan pemantauan terhadap informasi BMKG.
Sebab, karakter yang dimiliki kota Palembang juga seharusnya dipahami oleh pemimpinnya. Banjir besar seperti inipun, sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu yang selalu luput dari antisipasi pemkot Palembang.
"Wako-Wawako ini punya banyak staf khusus, staf ahli, rasanya tidak susah untuk melihat dan memetakan ancaman dan potensi bencana di kota Palembang. Kecuali mereka memang abai dan tak punya kemauan," cetus Bagindo.
Justru yang lebih tepat menurut Bagindo adalah memaksimalkan potensi Lurah dan Camat untuk memantau kondisi warga. Mendirikan posko untuk evakuasi dan berbagai hal terkait pasca bencana banjir.
Sebab, banyak penyakit yang mungkin muncul seperti diare, demam berdarah dan berbagai penyakit lain yang mungkin muncul, sembari memaksimalkan penanganan untuk kejadian lanjutan.
"Maksimalkan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan yang terkait. Bukannya justru pencitraan, tapi malah terkesan menyalahkan BMKG yang sudah bekerja baik untuk masyarakat selama ini. Apa yang kita lihat hari ini, menunjukkan kelas pemimpin yang dimiliki oleh kota Palembang," ujarnya.

Pemkot Sempat Bentuk Tim Gerak Cepat Antisipasi Banjir
Rentetan kejadian hujan deras di Palembang mulai terjadi pada awal September lalu. Hujan pada Rabu (1/9) berlangsung sejak pukul 11.00 WIB-17.00 WIB merendam sejumlah ruas wilayah di kota Palembang. Sehari setelahnya, Wali Kota Harnojoyo membeberkan penyebab dan upaya yang terus dilakukan untuk mengatasinya. Saat itu, Harnojoyo menyebut bahwa titik genangan air (baca: banjir) sudah berkurang.
"Hujan memang cukup deras dan terjadi genangan air. Ini karena daya tampung drainase kecil. Namun ini sudah kita koordinasikan dengan pihak terkait," ujar Wali Kota Palembang Harnojoyo,Rabu (3/11). Apa yang disampaikan oleh Wali Kota ini mendapat dukungan dari Ketua DPRD Palembang Zainal Abidin. (Baca: https://palembang.go.id/titik-genangan-air-di-palembang-berkurang-).
Zainal yang juga kader Partai Demokrat Palembang itu bahkan menyebut saat ini genangan air setiap usai hujan deras di Palembang surut dengan cepat. "Kondisinya kian baik, selain berkurang, juga relatif cepat surut genangan airnya," kata Zainal. Saat itu, hanya tiga unit pompa dari mesin pompanisasi bendung yang bekerja.

Hujan deras kembali terjadi di Palembang berturut-turut pada Jumat (10/9) yang menyebabkan genangan air (baca: banjir) di sejumlah ruas jalan di kota Palembang. Lalu pada Senin (13/9), saat hujan berlangsung sejak sore sekitar pukul 15.30 WIB kembali merendam ruas jalan dan sejumlah wilayah di kota Palembang. (baca: https://www.rmolsumsel.id/pompa-bendung-mati-lagi-palembang-dikepung-banjir).
Lagi-lagi, Pemkot Palembang mengklaim kejadian tersebut masih bisa teratasi. Beberapa hari setelahnya, Wawako Fitrianti Agustinda melakukan tinjauan ke lapangan dan menemukan penyebabnya. Selain sampah, salah satu penyebabnya menurut Wawako adalah banyaknya tiang di saluran air. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/wawako-sebut-tiang-di-saluran-air-jadi-penyebab-banjir-di-palembang).
Hujan kembali terjadi pada Selasa (2/11) malam hingga Rabu (3/11) pagi kembali menyebabkan banjir di sejumlah wilayah kota Palembang. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/hujan-sejak-sore-sejumlah-wilayah-palembang-terendam-banjir). Sehingga, beberapa hari setelahnya, Wali Kota Harnojoyo melalui Sekda Ratu Dewa menyiapkan tim gerak cepat untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi terutama banjir atau genangan air pada musim hujan November 2021.
Jika Wawako Fitrianti Agustinda menyebut update peringatan cuaca BMKG belum maksimal, dibentuknya tim gerak cepat pada pertengahan November ini, justru menjadi bukti bahwa Pemkot Palembang sebetulnya sudah tahu dengan potensi banjir itu meskipun tim gerak cepat masih belum terlihat maksimal bekerja. (Baca: https://sumsel.inews.id/berita/palembang-rawan-banjir-pemerintah-siapkan-tim-gerak-cepat).

Kondisi cuaca ekstrim di Sumsel dan banjir kota Palembang juga membuat Gubernur Sumsel Herman Deru melakukan antisipasi. Pada Selasa (16/11), sebuah apel akbar kesiapsiagaan bencana digelar di halaman Venue Menembak Jakabaring Sport City. Apel siaga itu juga dihadiri pejabat Pemkot Palembang. (Baca: http://bpbd.sumselprov.go.id/gubernur-sumsel-pimpin-apel-kesiapsiagaan-personil-dan-peralatan-banjir-dan-tanah-longsor-tahun-2021-di-jakabaring-sport-city-palembang).
Pada Senin (13/12), Wawako Fitrianti Agustinda menyambangi kediaman warga di Sukawinatan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang yang sudah tiga bulan terakhir terendam genangan air setinggi lutut orang dewasa. Fitrianti datang bersama jajaran melihat kondisi sejumlah warga yang selama ini terhambat untuk beraktivitas.
Puncaknya, banjir di Palembang berlangsung pada 25 Desember lalu. Saat sejumlah wilayah, yang bahkan sampai hari ini masih tergenang banjir memakan dua korban jiwa.
- Wali Kota Ratu Dewa Sambut Baik Tawaran Investasi China untuk Smart City dan Penanggulangan Banjir Palembang
- Nasdem Sumsel Belum Tetapkan Pengganti Fitrianti Agustinda yang Tersandung Korupsi PMI Palembang
- Saluran Air Tertutup Ruko Diduga Jadi Penyebab Banjir di Jalan SMB Palembang