Waspada!!! Hoax, Isu SARA dan Ujaran Kebencian Meningkat Jelang Pemilu

Ist/Rmolsumsel.id
Ist/Rmolsumsel.id

Jelang pesta demokrasi pada 2024 mendatang berita hoax, isu SARA hingga ujaran kebencian mengalami peningkatan cukup tinggi, terutama di berbagai media sosial.


Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Proses Bawaslu Sumsel, Syamsul Alwi mengatakan, berita hoax, isu SARA dan ujaran kebencian dapat memecah belah masyarakat, hal itu terbukti pada Pemilu 2019 lalu. 

"Kita tidak bisa berdiri sendiri dalam mengatasi permasalahan ini, untuk itu perlu adanya kerjasama antar instansi terkait seperti KPU hingga pihak kepolisian," kata Syamsul saat menjadi narasumber FGD dengan tema mencegah berita hoax, isu sara dan hate speech menjelang Pemilu 2024, di Hotel Swarna Dwipa, Kamis (28/7/2022). 

Kondisi itu rawan terjadi karena penggunaan internet oleh masyarakat mencapai 85 persen sehingga mudah mengakses berita dan hal lainnya. "Untuk potensi menjelang Pemilu 2024 diprediksikan meningkat untuk pemberitaan hoax, isu sara dan hate speech. Untuk itu kita akan melakukan langkah antisipasi seperti melakukan sosialisasi," jelas dia. 

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan pembentukan kampung anti politik uang, hoax, SARA, dan ujaran kebencian. Selain itu pihaknya juga meminta KPU untuk mengatur mekanisme kampanye di medsos.

"Dalam hal antisipasi ini kita harus membentuk kader pengawas Pemilu partisipatif melalui SKPP sejak tahun 2018 lalu,” katanya. 

Sementara, Komisioner KPU Sumsel Hendri Almawijaya mengakui berita hoax, isu sara dan hate speech semakin mendekati pemilu intensitasnya meningkat. "Karena merupakan sarana yang murah, kadang-kadang untuk membangun opini dan keyakinan di masyarakat terhadap suatu informasi,“ beber dia. 

"Artinya masyarakat kita gampang menyerap informasi darimanapun tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu, sehingga informasi yang diterima ditelan mentah-mentah," tandas dia.