Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy masih meyakini kalau penyebab utama korban tewas di Stadion Kanjuruhan, Malang akibat tembakan gas air mata.
- Khawatir Barang Bukti Hilang, Tatak Tolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan
- Dinkes Malang : Total 754 Korban Kanjuruhan, 132 Meninggal
- Jumat Besok, TGIPF Serahkan Laporan Akhir Investigasi Kanjuruhan ke Jokowi
Baca Juga
"Tetapi bahwa di situ ada unsur gas air mata yang menjadi salah satu munculnya insiden, iya saya rasa. Disamping itu kan FIFA jelas melarang tidak boleh digunakan gas air mata,"ujar dia kepada wartawan di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (11/10).
Namun demikian, dirinya tetap menyerahkan kasus ini kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mendalami tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur itu.
"Tim gabungan independen yang mencari fakta, yang akan menetapkan apakah itu meninggal karena gas air mata atau bukan,"ujar dia.
Muhadjir menyatakan, pemerintah akan menanggung seluruh kerugian yang dialami korban. Baik bagi mereka yang mengalami cedera fisik dan psikis hingga meninggal ditanggung oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
"Santunannya itu yang bisa saya pastikan dari Kemensos, kemudian dari Pemprov jatim, kemudian untuk kabupaten/kota itu masih sebagian. Terutama yang di luar kabupaten/kota malang itu masih dalam konfirmasi,"tutur dia.
Dirinya juga meminta kepada masyarakat agar melaporkan korban-korban lainnya jika belum mendapatkan bantuan.
- Khawatir Barang Bukti Hilang, Tatak Tolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan
- Laporan Aremania Ditolak, Polda Jatim Dinilai Abaikan Perintah Kapolri
- Dinkes Malang : Total 754 Korban Kanjuruhan, 132 Meninggal