Sebuah penelitian baru dari China mengungkapkan, anak-anak bisa menjadi carrier atau pembawa virus yang paling potensial.
- 80 Persen Anak Indonesia Defisit Protein Hewani
- Tri Rismaharini Lakukan Ini Setiap Akhir Pekan, Boleh Dicontoh !
- Tujuh Cafe di Palembang Melanggar Aturan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Baca Juga
Pasalnya, anak-anak cenderung tidak memiliki gejala yang parah ketika terinfeksi virus corona atau Covid-19. Beberapa kasus Covid-19 pada anak-anak juga lebih sulit dideteksi daripada orang dewasa.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam sebuah makalah The Lancet Infectious Disease pada Rabu (26/3) menunjukkan, 28 persen dari anak-anak yang terinfeksi tidak memiliki gejala.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 36 anak-anak di Provinsi Zhejiang. Di mana 10 anak tidak memiliki gejala infeksi dan 7 anak lainnya memiliki gejala pernapasan ringan. Sebuah penelitian lain yang diterbitkan pada bulan ini The New England Journal of Medicine juga memiliki hasil yang serupa.
Dari 171 anak yang terinfeksi corona di Wuhan, sebanyak 27 anak atau 15,8 persen tidak menunjukkan gejala. Bahkan 12 anak lainnya tidak menunjukkan pneumonia saat dilakukan scan medis.
“Sebagian besar anak-anak tanpa gejala menunjukkan kesulitan dalam mengidentifikasi pasien anak yang tidak memiliki informasi epidemiologis yang jelas, yang mengarah ke situasi berbahaya pada infeksi yang didapat masyarakat,” kata para peneliti dalam penelitian Zhejiang seperti dimuat SCMP.
Oleh karena itu, meski jumlah kasus di China sudah menurun bahkan beberapa kali mendapatkan nol kasus lokal, namun sekolah-sekolah di beberapa wilayah masih belum dibuka untuk meminimalisir terjadinya lonjakan kasus baru, Pakar medis Kanada Alyson Kelvin dan Scott Halperin juga mengatakan penelitian di Zhejiang menunjukkan potensi peran anak-anak dalam menyebarkan virus.
“Temuan paling penting yang datang dari analisis ini adalah bukti jelas bahwa anak-anak rentan terhadap infeksi, tetapi seringkali tidak memiliki penyakit yang menonjol, meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak dapat menjadi fasilitator penularan virus,” tulis mereka dalam komentar di jurnal.
Ada pun penelitian tersebut dipimpin oleh Song Qifa dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Ningbo dan Chen Dong dari Rumah Sakit Pusat Wenzhou. Penelitian tersebut dilakukan pad anak berusia 1 hingga 16 tahun dari Januari hingga akhir Februari. [ida][R]
- Taiwan Berani Tolak Bantuan Vaksin Covid19 Dari China
- Incar Partisipasi Masyarakat, Polres Muba Lakukan Vaksinasi di Tempat Umum
- Soal Daun Sungkai, IDI Palembang: Belum Ada Uji Klinis Obat Terapi Covid-19