Warga Sumsel Habiskan Rp16,4 Triliun untuk Berobat ke Luar Negeri

Ketua Pelaksana Health Tourism Land Expo, Evan Arifin. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Ketua Pelaksana Health Tourism Land Expo, Evan Arifin. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumsel mencatat 10 persen dari Rp164 triliun devisa Indonesia digunakan untuk keluar negeri.


Demikian diungkapkan Ketua Pelaksana Health Tourism Land Expo, Evan Arifin usai melakukan audensi dengan Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Rabu (20/4).

Dia mengatakan dalam setahun devisa Indonesia yang digunakan untuk keluar negeri sebesar Rp164 triliun. Dimana, 10 persennya berasal dari Sumsel. Artinya, devisa yang dikeluarkan warga Sumsel untuk ke luar negeri yaitu sebesar Rp16,4 triliun. 

"Mayoritas ke luar negeri ini untuk berobat, kesehatan, dan kecantikan," katanya.

Karena itu, dia menyayangkan masih banyak masyarakat yang rela mengeluarkan uang berjuta-juta untuk melakukan pengobatan ke luar negeri. Padahal, seharusnya bisa dilakukan di Kota Palembang mengingat fasilitas kesehatan yang ada di Kota Palembang sudah sangat memadai dan tidak kalah dengan fasilitas yang ada di luar negeri, baik untuk berobat kesehatan, kecantikan hingga kebugaran.

“Ada empat kluster wisata kesehatan yang semuanya kita sudah ada di Palembang, mulai wisata medis, wisata kebugaran, wisata mice, hingga wisata olahraga kesehatan, dan semuanya berkualitas," tutupnya.

Karena itu, pihaknya berencana menggelar pameran bertajuk kesehatan dengan nama Health Tourism Land Expo. Pameran tersebut bertujuan menyadarkan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan di Kota Palembang. Kegiatan tersebut, berbarengan dengan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VI pada tanggal 1-9 Juli 2022 di Gedung PSCC Palembang.

Sementara itu, Ketua ASPPI Sumsel, Ruda Ermansyah menyampaikan dengan adanya agenda Health Tourism Land Expo tersebut, bisa menyadarkan masyarakat serta memberitahu bahwa fasilitas kesehatan di Kota Palembang sudah sangat berkualitas.

“Kita sering mendapat kabar bahwa di RS Muhammad Hoesin tersebut sudah sering melakukan operasi yang terbilang sulit, dan itu mampu dilakukan. Berarti fasilitas kita tidak tertinggal,” ujarnya.

Menurutnya, apabila masyarakat sudah mulai berobat sendiri di Kota Palembang, tentu juga akan membantu peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena devisa yang biasa digunakan untuk keluar, kini digunakan di dalam kota sendiri.

Ruda menyebutkan, target dari kegiatan ini adalah bisa menarik paling tidak semua provinsi yang ada di Sumatera Bagian Selatan untuk berobar ke Kota Palembang.

“Kita tidak muluk-muluk ingin orang dari jauh seperti timur atau luar jawa untuk dating, namun kita ingin dari semua wilayah yang ada di Sumbagsel saja, semuanya kembali kekita dalam berobat,” imbuhnya.

“Jadi tidak usah lagi ke Thailand, Singapore, Malaysia, ataupun negara lain untuk berobat, melainkan bisa dilakukan di Kota Palembang ini,” pungkasnya.