Warga Bondowoso Cegat Ambulan Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 dan Bakar Petinya

warga Bondowoso Bakar peti mati/ist/rmolsumsel.id
warga Bondowoso Bakar peti mati/ist/rmolsumsel.id

Pengambilan secara paksa jenazah Covid-19 dari dalam ambulan dilakukan warga Kemirian, kecamatan Tamanan, Bondowoso Jum'at (16/7).


Sontak, ratusan warga yang sudah dari sore hari menunggu kedatangannya, mengepung ambulan yang baru datang membawa peti jenazah tersebut, dan mengeluarkannya.

Salah seorang warga, SB (27th), mengatakan, warga sekitar yang sedang melayat memang sudah dari siang hari menunggu kepulangan jenazah tersebut.

"Tadi pagi ada kabar tetangga meninggal karena covid, akhirnya warga mendatangi rumah duka," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ditambahkannya, seusai mendapat kabar meninggal tetangganya tersebut, seperti biasa langsung melakukan persiapan pemakaman.

"Bahkan liang kubur sudah selesai digali sebelum sholat Jum'at," tambahnya.

Usai sholat Jum'at, warga kembali berkumpul di rumah duka untuk menunggu kedatangan jenazah dari rumah sakit, namun hingga sore belum juga datang.

"Warga mulai bosan dan mungkin kesal karena merasa pemulangan jenazah diperlambat," sambungnya.

Lebih lanjut, setelah Maghrib warga kembali berkumpul dengan jumlah yang lebih banyak. Sekira jam 20:00 wib terdengar suara sirine ambulan dari arah barat.

"Sontak warga menghadang ambulan lalu keluarkan peti jenazah tersebut lalu membawa ke musholla," terangnya.

Setelah itu, peti dibongkar dan dibakar dipinggir sungai yang tak jauh dari lokasi pembongkaran tersebut.

"Habis itu jenazah digotong lalu dimandikan oleh warga. Setelah disholatkan, lanjut ke pemakaman," pungkasnya.

Sementara itu, Mahfud Junaedi, Camat Tamanan belum dapat menjelaskan detail kronologi pembakaran peti jenazah tersebut ketika dikonfirmasi. Namun, dirinya membenarkan bahwa pemakaman jenazah tidak memakai protokol kesehatan.

"Informasi yang saya dapat, pemakaman itu dimakamkan seperti biasa. Tidak memakai prosedur protokol kesehatan APD lengkap," ujarnya.

Disisi lain, Sulaiman Yahya, Kepala Desa (Kades) Kemirian juga belum dapat dikonfirmasi. Ketika dihubungi melalui sambungan telepon, dirinya belum merespon.

Sementara itu, Adi Sunaryadi, Plt Kalaksa BPBD Bondowoso juga membenarkan, bahwa jenazah tersebut berasal dari RSUD dr Koesnadi. 

"Ada sepuluh orang petugas BPBD dari kami yang berangkat bersama-sama dengan mobil ambulans untuk memakamkan secara protokol kesehatan," bebernya.

Namun, informasi yang beredar ketika petugas dan ambulan datang, massa pun sudah berkumpul. 

Sementara itu, sebelumnya dari pihak RSUD dr Koesnadi juga sudah memberikan statmen, bagaimana prosedur rawat jenazah di RSUD dr Koesnadi sudah sesuai agama.

"Posisi jenazah miring ke arah (kiblat) kanan. Jika keluarga berkenan, dapat ikut memandikan dengan diberi APD lengkap," ungkap Mualis,  Kepala Instalasi Rawat Jenazah RSU dr Koesnadi Bondowoso, secara singkat.