Hujan deras yang mengguyur sejak hari pertama Ramadan, Sabtu (1/3/2025), menyebabkan Sungai Lematang meluap dan merendam ratusan rumah warga di Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Sumel. Banjir ini melanda permukiman di RW 5, 7, 8, 9, dan 10, membuat aktivitas warga lumpuh total.
- Tingkatkan Kualitas, 700 Guru PAUD di Muba Ikuti Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka
- PMK Mewabah, Stok Sapi dan Kambing Kurban Dipastikan Aman
- Dua Tongkang Batu Bara Kembali Tabrakan di Sungai Musi, KSOP Sebut Arus Deras Jadi Pemicu
Baca Juga
Banjir yang telah bertahan selama sepekan ini memaksa warga menjalani ibadah puasa di tengah genangan air. Ketinggian air bervariasi, mulai dari setinggi mata kaki hingga mencapai paha orang dewasa. Selain merendam rumah, banjir juga menggenangi perkebunan warga seperti kebun karet dan tanaman padi.
“Biasanya kami menyadap karet dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi kali ini semua terhenti karena banjir,” kata Murdani, salah satu warga Payuputat.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Prabumulih, Sriyono, mengungkapkan bahwa banjir ini merupakan kiriman dari Kabupaten Lahat dan Muara Enim, di mana hujan deras menyebabkan debit air Sungai Lematang meningkat drastis.
“Hujan lebat di hulu sungai membuat air meluap ke permukiman warga di Payuputat,” jelas Sriyono.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas, BPBD Kota Prabumulih telah mendirikan posko penanggulangan banjir dan mengerahkan personel ke lapangan guna memantau perkembangan situasi. Saat ini, tim masih melakukan pendataan jumlah warga terdampak dan tingkat kerusakan.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan warga untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan,” tambah Sriyono.