Walikota Lubuklinggau Terima Kunjungan BPS, Ini Tiga Isu Penting yang Dibahas

Sejumlah isu dibahas Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe dalam Pertemuan dengan BPS Lubuklinggau/ist.
Sejumlah isu dibahas Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe dalam Pertemuan dengan BPS Lubuklinggau/ist.

Walikota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe menerima kunjungan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lubuklinggau Chairanita Kurniarita dan rombongan, Rabu (11/1). Dalam pertemuan itu, terdapat tiga isu penting yang dibahas kedua belah pihak.


"Dalam menyikapi ketiga isu itu perlu sinergitas semua komponen," kata Nanan.

Nanan menjelaskan, seperti mengenai garis kemiskinan yang diupayakan dari tingkat pendapatan. Dan upaya yang dilakukan minimal yaitu dengan mengurangi beban hidup mereka agar lebih terbantu. "Salah satu wujudnya melalui program rehab rumah," ujarnya.

Selain itu orang nomor satu di Bumi Sebiduk Semare itu mengatakan, Kota Lubuklinggau adalah tumpuan daerah tetangga disekitarnya. Sehingga dengan begitu artinya Kota Lubuklinggau juga berpengaruh bagi daerah tetangga. 

Menurut Nanan, sejauh ini peningkatan kawasan kumuh sudah hampir 100 persen rampung melalui program Kotaku di Lubuklinggau. Lalu ada 848 warga yang tidak tersentuh bantuan pemerintah pusat seperti PKH, BPNT, PIP maupun bantuan lainnya. 

Selanjutnya mengenai stunting di Lubuklinggau, Nanan menjelaskan sudah mengalami penurunan secara drastis. Hal itu tidak lepas dari upaya kongkret yang telah dilakukan seperti pemberian susu, program pranikah dan lain sebagainya.

"Dengan menyentuhnya angka kemiskinan tentu angka stunting juga akan mengalmi penurunan. Langkah yang dilakukan adalah dengan sinergitas agar upaya yang dilakukan akan maksimal. Sedangkan mengenai Indeks Pembangunan Sektoral (IPS) Diskominfotiksan harus sinergitas dengan BPS mengenai pendataan tersebut," ungkapnya.

Sementara, Kepala BPS Kota Lubuklinggau, Chairanita Kurniarita memuji kinerja Wali Kota yang sangat luar biasa. Salah satu indikatornya yakni mampu menurunkan angka kemiskinan. 

"Hanya saja garis kemiskinan masih tinggi sebagai akibat dari inflasi. Oleh karena kata dia, kedepan inflasi harus dikontrol dengan baik," bebernya.

Tahun 2023 akan dipersiapkan pertumbuhan ekonomi pertanian. Karena angka pertumbuhannya sangat kecil. Tak hanya itu, menurutnya angka pengangguran juga menurun karena angka partisipasi menurun. Dimana masuk usia kerja tetapi tidak bekerja akibat kemalasan, ibu rumah tangga yang tidak bekerja hanya melaksanakan tugas rurin di rumah. 

Hal ini sambungnya mempengaruhi angka pengangguran. Namun tenaga kerja di Kota Lubuklinggau masih terserap sangat banyak. 

Selanjutnya ada program dari pemerintah pusat mengenai pendataan IPS. Dimana setiap OPD harus mempunyai data sektoral. Nanti BPS akan bekerjasama dengan Diskominfotiksan.