Vaksinator di Sumsel Minim Peralatan Perlindungan

Vaksinator Covid-19/net/rmolsumsel.id
Vaksinator Covid-19/net/rmolsumsel.id

Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menemukan sejumlah temuan dimana  sejumlah vaksinator (tim vaksinasi) yang ada di Sumsel, mengeluhkan minimnya baju dan peralatan perlindungan yang diberikan kepada mereka, untuk melakukan vaksinasi ke masyarakat, agar kebal terhadap virus Covid-19.


Hal ini terungkap saat kunjungan kerja pimpinan dan anggota Komisi V DPRD Sumsel ke Puskesmas Inderalaya di Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin beberapa waktu lalu.

Peralatan  tersebut berupa Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju asmat, sarung tangan dan sebagainya, padahal saat ini mereka (vaksinator) juga termasuk garda terdepan dari program percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah pusat.

"APD dan perlengkapan kerja vakniator selama ini tidak ada anggaran. Mereka mengatakan, kalau selama ini hanya dikasih dosis vaksinasi saja untuk melakukan vaksinasi. Padahal takut- takut juga untuk vaksinasi ke masyarakat, karena mereka (vaksinator) tidak tahu mereka positif atau tidak. Jadi, paling tidak ada sarung tangan dan baju hasmat atau perlengkapan peranglah, tapi ini disuruh perang tapi tidak dilengkapi senjata," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Sumsel, Mgs Syaiful Padli, Sabtu (24/7).

Selain itu, laporan vaksinator dilapangan, mereka juga selama ini dirasa belum mendapatkan  perhatian negara, karena selama ini tidak dapat insentif sebagau vaksinator, berbeda dengan tenaga kesehatan yang jadi garda terdepan melawan Covid-19 saat ini seperti dokter spesialis, dokter IGD, Perawat dan yang ada di RS.

"Mengingat selama ini yang diberikan Insentif yang tertuang di PMK, yaitu dokter spesialis, umum, perawat, bidan maupun medis yang ada di barisan IGD penangan covid-19, sedangkan vaksinator tidak ada. Padahal vaksinator sekarang bisa dikatakan garda terdepan juga, karena berhadapan dengan masyarakat, mereka langsung datang di Puskesmas atau mereka jemput bola. Harusnya mereka dapat perhatian dari pemerintah, paling tidak ada insentif khusus vaksinator mengingat pemerintah lagi gencar melakukan vaksinasi," kata politisi PKS ini.

Ditambahkan Saiful, jumlah stok dosis vaksinasi juga perlu dapat perhatian, mengingat antusias masyarakat saat ini lagi tinggi untuk divaksi. Sebab, percuma saja, jika stok vaksinnya tidak ada.

"Antusias masyarakat dan pihak pabrik lagi tinggi saat ini untul minta vaksin, tapi kalau vaksinasi habis percuma saja.Laporan dilapangan juga mengatakam jika vaksinator sekarang menggunakan jatah vaksinasi kedua untuk vaksinaai pertama untuk mereka yang belum divaksin sama sekali," pungkasnya.