Tugas Selesai, Atlet Sumsel Peraih Medali PON Papua Tunggu Realisasi Bonus

Gubernur Sumsel H Herman Deru melepas kontingen atlet ke Papua beberapa waktu lalu/Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id
Gubernur Sumsel H Herman Deru melepas kontingen atlet ke Papua beberapa waktu lalu/Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang baru berlalu dinilai memberi hasil yang manis bagi Kontingen Sumatera Selatan (Sumsel). Dengan torehan 8 medali emas, 4 medali perak dan 17 perunggu.


Pasalnya, Sumsel yang finish di peringkat 16, posisinya lebih baik dibanding PON Jawa Barat 2016 lalu, yang berada di urutan 21 dari 34 Provinsi. Perbaikan peringkat itu tentu tak lepas dari kerja keras atlet dan pelatih serta dukungan stakeholder KONI Sumsel. 

Kendati demikian cerita manis pasca PON tak selamanya indah di dengar masyarakat. Karena saat ini tiba saatnya para pejuang olahraga menagih janji Gubernur Sumsel terkait bonus atlet yang sudah bersusah payah mendulang medali di perhelatan olahraga terbesar se-Indonesia. 

Sebelumnya, orang nomor satu di Sumsel itu menjanjikan bonus fantastis bagi peraih medali emas sebesar Rp300 juta. Nominalnya tersebut lebih besar dari jumlah yang disiapkan oleh KONI Sumsel sebesar Rp200 juta. Begitu juga dengan turunannya peraih medali perak dan perunggu meski belum ada angka yang pasti namun bisa dipastikan pemerintah daerah sudah menganggarkan sebagai penghargaan bagi atlet peraih medali di PON Papua. 

Atlet senam Sumsel Fajar Abdurahman Al Ali peraih medali emas di nomor kuda-kuda pelana (ist)

Salah satu atlet Senam Fajar Abdurrahman Al Ali yang sukses meraih medali emas di nomor pelana kuda mengatakan wajar jika dirinya kinin mengharapkan bonus medali emas yang dijanjikan karena setelah PON dia mengaku belum ada pihak yang menghubunginya terkait mekanisme pencairan bonus tersebut. 

"Kita semua para atlet sudah tahu sebelum keberangkatan dijanjikan bonus dan itu wajar saja. Tapi saat ini yang kita tunggu kapan dan bagaimana bonus itu direalisasikan," ujarnya dihubungi Kantor Berita RMOL Sumsel, Jum'at (22/10). 

Lebih lanjut dia mengatakan, selama ini tidak pernah mempertanyakan terkait bonus. Karena lebih memilih fokus pada persiapan untuk Sumsel di PON Papua. Menurutnya kewajibannya sebagai atlet sudah dijalani maksimal dengan hasil yang terbaik. 

"Bagi saya wajar kalau menanyakan itu sekarang karena PON juga sudah selesai tapi kita juga jadi bertanya-tanya kapan realisasinya, mekanismenya juga bagaimana, sementara belum ada satupun pihak yang menghubungi kita," jelasnya. 

Pria kelahiran Palembang, 5 Desember 1993 yang kini menetap di Bandung menceritakan perjuangannya yang memang tidak mudah selama masa persiapan yang dilakukannya. Fajar mengatakan penghargaan bonus merupakan hal yang wajar diberikan atlet yang berprestasi. "Sebelum PON saya menggelar persiapan mandiri di Bandung dengan biaya sendiri. Memang saya tidak pernah minta kepada KONI karena lebih memilih ingin fokus latihan agar bisa meraih hasil maksimal di PON nanti," katanya. 

Fajar bukan satu-satunya atlet yang mempertanyakan kapan realisasi bonus PON, Rio Maholtra atlet spesialis lari gawang 110 meter yang juga mempersembahkan medali emas di PON XX dengan catatan waktu Rio 14,11 detik mengatakan seharusnya Pemprov tidak menunda pembayaran bonus atlet. Apalagi atlet sudah bekerja keras untuk meraih prestasi demi nama daerah dan atas dukungan Pemerintah daerah. 

"Kalau bisa segera cairkan  hak atlet. Jangan ditahan-tahan," tegasnya.

Rio Maholtra atlet Sumsel nomor  Lari Gawang 110 Meter peraih medali emas sekaligus pemecah rekor PON (ist)

Meski atlet ada yang memiliki pekerjaan tetap untuk menafkahi dirinya dan keluarga, namun bonus dibutuhkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana latihan yang belum mencukupi untuk berprestasi lebih baik lagi. 

"Atlet hebat kalau tidak didukung pemerintah sulit rasanya berprestasi. Dukungan di sini bukan hanya peralatan pertandingan dan latihan tapi juga nutrisi, vitamin, dan lain sebagainya untuk menunjang kondisi fisik atlet. Oleh karena itu, harapannya bonus segera dicairkan agar atlet makan yang baik dan makin hebat," tuturnya.

Diakui Rio, banyak atlet nasional cabor atletik yang segan dengan Sumatera Selatan khususnya di nomor 110 meter lari gawang. "Disegani orang merupakan suatu sikap hormat secara tidak langsung dari orang lain. Mari kita sama-sama bangga dengan kehormatan, kejayaan, dan kesejahteraan," tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan atlet lari Sumsel Sri Mayasari, hingga saat ini belum ada kejelasan kapan bonus PON XX akan dicairkan. Sri yang mengantongi dua medali emas di nomor 200 meter dan 400 meter ini berharap bonus PON segera dicairkan. 

"Sampai sekarang belum ada kejelasan soal bonus PON. Mudah-mudahan segera," singkatnya. 

Sri Mayasari peraih dua medali emasi di nomor 200 meter dan 400 meter yang juga berhasil memecahkan rekor nasional yang bertahan selama 37 tahun (ist)

Mengacu dari perolehan medali emas yang didapat Sumsel sedikitnya pemerintah mengucurkan Rp2,8 Miliar untuk bonus peraih medali emas. Jumlah itu belum termasuk bonus peraih medali perak dan perunggu yang saat belum dianggarkan dan juga belum diketahui berapa besarannya. 

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumsel, Akhmad Yusuf Wibowo mengatakan terkait pemberian  bonus peraih prestasi pada PON Sumsel akan diberikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora).

"Nanti akan kita berikan sesuai dengan Permenpora Nomor 1684 Tahun 2015. Tapi ini akan kita anggarkan terlebih dahulu untuk peraih medali Emas. Sementara peraih medaik Perak dan Perunggu akan kita laporkan dulu ke KONI," katanya.

Dia mengatakan untuk realisasi bonus pihaknya masih akan berkoordinasi dengan pihak KONI Sumsel terkait nama-nama atlet dan besaran nominal yang diberikan kepada atlet yang meraih medali terutama di nomor beregu dan juga jumlah bonus peraih medali medali Perak dan Perunggu. 

"Untuk medali emas kita sudah tahu nominalnya Rp300 juta nanti akan kita koordinasi dengan KONI Sumsel terkait data atlet peraih medali termasuk Perak dan Perunggu dan juga peraih medali kategori individu dan perorangan itu juga nanti akan dianggarkan dan besarannya tentu tidak sama dengan perorangan," pungkasnya.