Oesman Sapta Ungkap Kebangkitan KKI di HUT ke-59, Tekankan Nilai Kemanusiaan Karate

Ketua Umum Pengurus Besar Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (PB KKI), Oesman Sapta Odang (OSO), menegaskan bahwa seni bela diri karate harus menjadi pelindung nilai-nilai kemanusiaan, bukan ajang kekerasan. 


Hal ini disampaikan OSO dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Komite Karate-Do Indonesia (KKI) yang digelar di Sekretariat KKI Sumatera Selatan (Sumsel), Jalan M Alwie, Palembang, Kamis (17/4/2025).

“Karate bukan tempat untuk mencari musuh atau berkelahi. Justru ini adalah jalan untuk membela yang lemah dan menjunjung tinggi kebenaran,” ujar OSO di hadapan ratusan karateka dan pengurus KKI Sumsel.

Tokoh yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Hanura ini menekankan bahwa kebangkitan KKI harus dimaknai sebagai momentum untuk mengembalikan jati diri karate sebagai seni bela diri yang luhur. 

Ia juga mengaku bangga menjadi bagian dari keluarga besar karate, bukan karena jabatannya sebagai Ketua Umum PB KKI, melainkan karena latar belakangnya sebagai kader Kyu Shin Ryu.

“Ini adalah kebangkitan KKI. Saya menjadi karateka karena berasal dari Kyu Shin Ryu, bukan karena jabatan. Kyu Shin Ryu dulu dikenal sebagai aliran bela diri murni untuk situasi hidup dan mati, bukan untuk pertandingan,” tegas OSO.

Dalam kesempatan itu, OSO juga memperkenalkan guru besar baru KKI, Sawanari Satsusaki, karateka asal Jepang yang telah lima kali menjadi juara nasional di negaranya. Kehadiran Satsusaki diharapkan mampu membangkitkan semangat latihan dan prestasi para karateka Indonesia.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Hanura Sumsel sekaligus Ketua KKI Sumsel, Ahmad Al Azhar, menyampaikan apresiasi atas kehadiran OSO. Ia menyebut OSO sebagai sosok panutan dan simbol kehormatan bagi KKI Sumsel.

“Beliau adalah orang tua, guru, semangat, dan lambang kehormatan kami. Marwah beliau harus kami jaga,” ucap Al Azhar.

Sekretaris KKI Sumsel, Drs. Mulyadi, menambahkan bahwa saat ini KKI Sumsel memiliki lebih dari 3.000 anggota yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Dari jumlah itu, 302 orang telah menyandang sabuk hitam, dan 167 di antaranya telah mengikuti pelatihan khusus di Bekasi.

KKI Sumsel juga memiliki 60 wasit juri nasional dan 60 juri daerah yang aktif dalam berbagai kejuaraan. Prestasi atlet pun cukup membanggakan. 

Di antaranya, Bima Pelandri yang mewakili Sumsel dalam O2SN tingkat nasional, Nabila Putri peraih juara dua di Komite Porsebi ke-14 dan Poltekes Nasional, serta Siti Nur Aufa yang meraih juara tiga dalam Lomite Popnas dan Kejurnas PB FORKI. Nama Reza Mahesa juga mencuat sebagai juara dua Kejurnas dan Best of the Best Sumsel.

Peringatan HUT ke-59 KKI ditutup dengan pemotongan tumpeng dan pemberian penghargaan kepada para atlet KKI Sumsel yang berprestasi.