Proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas lagi-lagi ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
- Perang Meluas, Warga Gaza Barat Segera Diminta Mengungsi
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Pangkalan Isfahan Iran
- DPR Minta WNI Tunda Perjalanan ke Iran dan Israel
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (7/2), Netanyahu menolak proposal Hamas karena menurutnya cepat atau lambat dalam beberapa bulan ke depan, Israel akan memperoleh kemenangan total atas perangnya di Jalur Gaza.
Dia juga menilai persyaratan yang diajukan Hamas sangat tidak masuk akal dan pada akhirnya tidak menghasilkan apa pun.
"Tidak ada solusi lain selain kemenangan penuh dan final. Jika Hamas bisa bertahan di Gaza, itu hanya masalah waktu sampai terjadinya pembantaian berikutnya,” kata Netanyahu, seperti dimuat BBC.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut penolakan Netanyahu terang-terangan menunjukkan maksud Israel untuk mengokupasi wilayah Gaza sepenuhnya.
Adapun draf dokumen Hamas mengusulkan gencatan selama 135 terdiri dari tiga tahapan.
Fase pertama, yakni jeda pertempuran selama 45 hari, dimana semua sandera perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun, orang lanjut usia dan orang sakit akan ditukar dengan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kemudian, pasukan Israel akan mundur dari wilayah berpenduduk Gaza, dan rekonstruksi rumah sakit serta kamp pengungsi akan dimulai.
Fase kedua, sisa sandera laki-laki Israel akan ditukar dengan tahanan Palestina dan pasukan Israel meninggalkan Gaza sepenuhnya.
Fase terakhir, kedua belah pihak akan bertukar jenazah dan jenazah.
Kesepakatan yang diusulkan juga akan meningkatkan pengiriman makanan dan bantuan lainnya ke Gaza.
- Mahmoud Abbas Angkat Wapres Baru, Isyaratkan Suksesi Kepemimpinan Palestina
- Eddy Soeparno: Prabowo Tunjukkan Keberanian Moral di Parlemen Turki
- Gaza Digempur Israel Saat Idulfitri, 80 Orang Tewas