Tim SAR Terkendala Evakuasi Korban Longsor Tambang Timah di Beltim

Wilayah pertambangan timah PT MCM tempat korban terjebak longsor. (Ist/rmolsumsel.id)
Wilayah pertambangan timah PT MCM tempat korban terjebak longsor. (Ist/rmolsumsel.id)

Komandan Pos SAR Basarnas Belitung, Rahmatullah Hasyim menetapkan operasi pencarian terhadap dua penambang timah di lokasi Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Menara Cipta Mulia (MCM) di Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur, dilakukan selama tujuh hari ke depan.


Diakui Hasyim, tim SAR mengalami kesulitan mengevakuasi dua korban yang diketahui bernama Naryo (34) dan Andri (22). Kedua warga pendatang asal Pandeglang, Banten, tersebut terjebak di kedalaman 28 meter ketika memasang alat penyedot air pada Minggu (27/6).

“Bukan tanpa usaha, tim gabungan dari Basarnas Belitung bersama BPBD Belitung Timur, Tagana Belitung Timur, dan TNI-Polri telah mencoba melakukan evakuasi terhadap korban. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan personel kami yang masuk ke lubang galian sampai kedalaman 15 meter, kami perkirakan korban berada di kedalaman 28 meter di bawah tanah,” kata Hasyim, dalam keterangan resminya, Senin (28/6).

Hasyim pun menyampaikan alasan di balik penetapan operasi pencarian dilakukan sepekan ke depan.

“Kondisi cadangan oksigen sangat tipis dan visibilitas sangat rendah lantaran kondisi gelap yang cukup sulit karena diameter lubang tambang bawah tanah tersebut hanya sekitar 60 x 60 cm. Ditambah lagi dinding bawah tanah sebagian sudah mulai longsor, maka kami putuskan operasi diperpanjang sepekan ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Humas PT MCM, Tommy Prasetyo mengatakan, dua pekerja yang tertimpa longsor itu bukan bagian dari perusahaan.

“Setahu saya bukan karyawan, dan kami tidak tahu keberadaan (status) mereka,” ujar Tommy pada wartawan.

Menurutnya, insiden kecelakaan tambang timah ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam sepekan terakhir di Kepulauan Bangka Belitung. Sebelumnya pada 23 Juni 2021 di Pemali, Bangka, enam pekerja tertimbun longsor, dua di antaranya ditemukan meninggal dunia.

Kapolres Belitung Timur, AKBP Jojo Sutarjo menyampaikan, longsor terjadi karena semburan air dari dinding lorong yang disertai runtuhan tebing di sekitarnya. 

“Kecelakaan kerja yang menimpa kedua penambang tersebut pada saat akan memasang alat penghisap air. Tiba-tiba dari dalam lubang lokasi tambang keluar air yang sangat deras, sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri,” terangnya, Senin (28/6).