Tiga Nama Potensial  Maju di Pilkada Palembang

Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Djayadi Hanan (ist/rmolsumsel.id)
Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI) Djayadi Hanan (ist/rmolsumsel.id)

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) kota Palembang diprediksi bakal seru. Semua nama yang beredar di publik dinilai memiliki peluang, mengingat tidak adanya petahana di Pilkada kota pempek nantinya.


"Dari analisis kualitatif dugaan saya Pilkada 2024 akan kompetitif. Kenapa? Tidak ada petahana, sehingga peluang bagi nama-nama baru," kata analisis Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Rabu  (4/4).

Diketahui, sejumlah nama sudah mulai bermunculan pada Pilkada kota Palembang. Hal ini terlihat dengan ramainya baliho, stiker, dan gerakan. Diantara tiga nama teratas yang potensial yaitu Pj Walikota Drs Ratu Dewa MSi, mantan wawako Fitrianti Agustinda, ketua Fraksi Gerindra DPRD Palembang M Akbar Alfaro.

Lalu, ada juga nama Charma Afrianto, Yudha Pratomo, dan Nasrun Umar serta nama lain tapi tidak banyak menebar sosialisasi luar ruang. "Cukup menarik untuk berlaga dan mereka menunjukkan niat yang serius," katanya.

Dosen politik Universitas Paramadina ini menjelaskan, tipologi pemilih di kota Palembang menginginkan pemimpin yang merakyat atau mereka yang turun ke bawah.

"Walikota itu kan struktur level ketiga dalam pemerintahan, langsung bersentuhan dengan masyarakat, kenal lapangan, dikenal dan mengenal masyarakat,”ujarnya.

Kategori merakyat ini direpresentasikan dengan pemimpin yang berprestasi, integritas, dan intelektual. Artinya, ia memiliki prestasi dengan rekam jejak kepemimpinannya, baik sebagai eksekutif maupun legislatif. Kemudian integritas, maksudnya bersih tidak menjadi beban pemerintahan jika terpilih nantinya.

Ketiga adalah intelektual, karena problematika masyarakat perkotaan, seperti kemiskinan, macet, banjir harus dipimpin oleh mereka yang memiliki kecerdasan dalam mengatasinya. Selain itu, ia yang paham teknologi apalagi 56 persen pemilih adalah milenial, bagaimana pemimpin dapat berinteraksi dengan masyarakat langsung ataupun menggunakan teknologi.

"Terakhir, Palembang kota religius paling tidak pemimpin mereka tercatat orang baik,"jelasnya.