Target Selesai 2023, Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara Mulai Dibangun

Presiden Jokowi saat menghadiri groundbreaking pabriik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. (ist/rmolsumsel.id)
Presiden Jokowi saat menghadiri groundbreaking pabriik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. (ist/rmolsumsel.id)

Presiden RI, Joko Widodo menghadiri proses groundbreaking pembangunan pabrik baterai bagi kendaraan listrik, Rabu (15/9). Pabrik baterai terbesar di Asia Tenggara ini dibangun oleh PT HKML Battery Indonesia yang terletak di Kompleks Karawang New Industrial City, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.


“Kita harus bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara,” ucap Jokowi dalam sambutannya.

Nilai invetasi pabrik tersebut mencapai 1,1 miliar Dolar AS. Presiden Jokowi menegaskan pemerintah Indonesia memberikan dukungan atas pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraaan listrik.

Menurutnya pemerintah serius dalam mewujudkan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum serta kemudahan perizinan kepada para pelaku dan para investor dalam mengembangkan usahanya di Tanah Air.

Pabrik baterai yang ditargetkan selesai pada tahun 2023 ini merupakan kolaborasi Perusahaan Indonesia dengan perusahaan Korea Selatan.

“Saya berharap kerjasama tersebut bisa semakin memperkuat hubungannya. Harapannya juga bisa melibatkan usaha mikro, kecil, dan usaha menengah di Indonesia,” imbuhnya.

Jokowi juga berharap dengan adanya pabrik baterai ini membuat penjualan nikel di Indonesia menjadi cerah. Hal ini sejalan dengan cadangan nikel Indonesia yang melimpah bahkan terbesar di dunia.

“Dengan potensi yang besar itu, saya yakin 3-4 tahun kedepan dengan manajemen yang baik, Indonesia akan menjadi produsen utama produk barang jadi berbasis nikel,” ucapnya.

Jokowi menjelaskan apabila pengolahan nikel diolah menjadi baterai, harganya akan meningkat hingga 6-7 kali lipat. “Jika menjadi mobil listrik akan lebih besar lagi harganya hingga 11 kali lipat,” tambahnya.

Terkait hal ini, pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi industri turunan yang menggunakan baterai.