Sebuah tambang emas di Xinjiang China runtuh. Sedikitnya 18 orang penambang saat ini masih terjebak di dalamnya, sementara 22 lainnya telah berhasil di selamatkan dalam operasi penyelamatan yang masih berlangsung.
- Izin Belum Dikeluarkan Polisi, Konser Pesta Rakyat Dewa 19 di JIS Diundur
- Monumen Bunga Kimilsung Kembali Diresmikan, Teguh Santosa: Buah Pikiran Founding Fathers dalam Menempatkan Indonesia di Tengah Percaturan Dunia
- China dan Rusia Kompak Blokir Pernyataan Dewan Keamanan PBB Soal Myanmar
Baca Juga
Menurut laporan dari The Hindustan Times pada Minggu (25/12), ketika insiden tersebut terjadi total pekerja yang sedang menambang adalah 40 orang.
"Operasi penyelamatan kini sedang dilakukan untuk mengambil sisa penambang," kata kantor berita Xinhua.
Menurut laporan Reuters, tambang di China memang termasuk dalam salah satu area tambang yang paling mematikan di seluruh dunia.
Pada bulan Juli lalu, 10 orang meninggal dunia dan tujuh lainnya luka-luka imbas dari runtuhnya tambang batu bara di barat laut China, Provinsi Gensu. Beberapa karyawan dan beberapa kendaraan telah terkubur dalam insiden tersebut.
Sementara pada Maret lalu yang juga terjadi tahun ini hal serupa juga pernah terjadi di Provinsi Guizhou, barat daya China, yang menewaskan 14 pekerja dalam operasi penyelamatan selama 10 hari tersebut.
Industri pertambangan China telah diatur oleh hukum lokal dan internasional, namun peraturan tersebut diduga sering kali diabaikan dan dilanggar oleh China, yang berimbas pada melayangnya banyak nyawa para pekerja tambang.
- Junta Myanmar Berencana Pindahkan Aung San Suu Kyi ke Tahanan Rumah
- Pereli Dunia Ken Block Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Snowmobile
- Kemenag Catat Sembilan Jemaah Wafat di Tanah Suci