Tak Ingin Seperti Sri Lanka, Menkeu Siapkan Strategis Hindari Jurang Resesi

Menkeu RI, Sri Mulyani Indrawati. (Istimewa/net)
Menkeu RI, Sri Mulyani Indrawati. (Istimewa/net)

Resesi telah berdampak kepada kebangkutan Sri Lanka. Hal ini tentunya menjadi pembelajaran setiap negara termasuk Indonesia untuk menghindari jurang resesi ini.


Untuk menghindari hal tersebut, Kementrian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya keras dan mencari cara agar bisa keluar dari ancaman resesi ini.

Menkeu, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk menghindari jurang resesi ini. Pihaknya akan menggunakan seluruh instrumen kebijakan, mulai dari kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain, terutama regulasi dari korporasi agar Indonesia bisa terhindar dari jurang resesi seperti yang dialami Sri Lanka.

“Kami tidak akan terlena, kami tetap waspada," kata Sri Mulyani di sela-sela Pertemuan Menkeu G20 di Nusa Dua, Badung, Bali.

Diketahui, dari data survei Bloomberg, Indonesia masuk ke dalam peringkat 14 dari 15 negara di Asia yang kemungkinan mengalami resesi ekonomi. Meskipun dengan kemungkinan resesi sebesar tiga persen, jauh dari Sri Langka yang menempati posisi pertama dengan potensi resesi 85 persen.

Di bawah Sri Langka masih ada Selandia Baru dengan persentase 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen, dan China 20 persen.

Sri Mulyani menegaskan bahwa rendahnya potenso resesi Indonesia sebagai gambaran ketahanan pertumbuhan ekonomi domestik, indikator neraca pembayaran, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kuat.

"Dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga kita juga relatif baik," kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, sektor keuangan Indonesia relatif lebih kuat semenjak krisis global 2008-2009. Daya tahan Indonesia membaik dan risiko kredit macet perbankan pun terjaga.

"Namun, kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan. Risiko global mengenai inflasi dan resesi atau stagflasi sangat nyata dan akan menjadi salah satu topik penting pembahasan di G20 Indonesia," ujar Menkeu Sri.