Langkah pemerintah yang tetap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan memperparah ketidakadilan yang ada. Hidup rakyat yang sedang susah akibat pandemi akan semakin sulit untuk bangkit.
- Setelah Harga Naik Antrean Tetap Panjang, DPRD Pertanyakan Kinerja Pertamina
- Pengguna Transjakarta Naik 10 Persen Sejak Harga BBM Naik
- ‘Kita Sudah 77 Tahun Merdeka, Harusnya Soal BBM Ini Kita Sudah Mandiri’
Baca Juga
Begitu kata Sekretaris Jenderal Syarikat Islam (SI) Ferry Juliantono saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL.ID menanggapi keputusan pemerintah menaikkan harga BBM, Senin (5/9).
Menurutnya, jika kebijakan keuangan negara masih condong pada neoliberalisme, maka pemihakan pemerintah bukan pada rakyat, melainkan kepada pasar.
“Makanya, keadaan rakyat saat ini sedang susah karena pandemi kemarin, sekarang tetap ditekan lagi dengan kenaikan harga BBM,” tegasnya.
Ferry mengingatkan bahwa kenaikan BBM akan menyebabkan inflasi yang tinggi dan bisa membuat sebagian besar rakyat jatuh bangun untuk bertahan hidup.
Baginya keputusan pemerintah ini salah dan bisa menimbulkan dampak sosial politik yang besar. Adapun gelombang protes rakyat menjadi wajar ketika aspirasi mereka semakin tidak terdengar.
“Ada perasaan umum di masyarakat, negara kita makin tidak adil,” tutup Ferry yang juga pernah dipenjara selama setahun karena menentang kenaikan harga BBM pada tahun 2008.
- Setelah Harga Naik Antrean Tetap Panjang, DPRD Pertanyakan Kinerja Pertamina
- Pengguna Transjakarta Naik 10 Persen Sejak Harga BBM Naik
- ‘Kita Sudah 77 Tahun Merdeka, Harusnya Soal BBM Ini Kita Sudah Mandiri’