Surplus Listrik Sumsel Disuplai ke Bangka dengan Jaringan Kabel Bawah Laut Terpanjang di Indonesia

Gubernur Sumsel Herman Deru mendengarkan penjelasan PLN mengenai interkoneksi jaringan kabel listrik bawah laut Sumatera - Bangka. (Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru mendengarkan penjelasan PLN mengenai interkoneksi jaringan kabel listrik bawah laut Sumatera - Bangka. (Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)

Memenuhi kebutuhan energi listrik di Pulau Bangka, Sumatera Selatan menyuplainya dengan surplus produksi listrik pembangkit yang ada dengan jaringan listrik kabel bawah laut.


Sistem interkoneksi Sumatera - Bangka ini menjadi sistem kelistrikan dengan kabel laut terpanjang di Indonesia.      

“Kita berbagi listrik ke Provinsi tetangga yakni Bangka. Karena selama ini Bangka energi listriknya disuplai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Gak terbayang berapa mahal biaya operasionalnya. Nah sekarang ini sudah bisa kita suplai,” ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru saat menghadiri syukuran peresmian interkoneksi jaringan kabel laut Sumatera - Bangka di Tanjung Carat, Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Selasa (19/4).

Deru mengatakan, pembangunan jaringan listrik interkoneksi 150 kV Sumatera - Bangka ini memang untuk mentransfer energi dari Pulau Sumatera ke Pulau Bangka dalam rangka memenuhi konsumsi listrik dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggannya.

Adapun sistem interkoneksi 150 kV Sumatera - Bangka juga dapat meningkatkan keandalan sistem listrik di Sumatera - Bangka serta mengoptimalkan potensi Provinsi Sumsel sebagai lumbung energi.

Saat ini sumber listrik di Sumsel sangat besar dengan kapasitas terpasang pembangkit yang  berada di Sumsel tahun 2021 jumlahnya mencapai 2.101,97 MW dan Daya Mampu Pembangkit sebesar 2.082 MW berasal dari 18 pembangkit listrik PLN dan IPP (Independent Power Producer), dengan rasio elektrifikasi pada tahun 2021 sebesar 99,37 persen serta produksi listrik selama tahun 2021 sebesar 8.005.119,68 MW.

Sedangkan kebutuhan dan konsumsi listrik Sumsel hanya setengah dari kapasitas pembangkit. Sehingga Sumsel masih surplus listrik atau kelebihan daya sebesar 1.052 MW.

Yang tak kalah penting lagi kata Deru, interkoneksi ini akan semakin mendukung keberadaan pelabuhan internasional Tanjung Carat yang rencananya akan mulai dikerjakan pembangunannya pertengahan tahun ini.

Direktur Mega Proyek Energi Baru dan Terbarukan PT. PLN, Wiluyo Kusdwiharto yang bergabung secara virtual mengungkapkan sangat bersyukur karena atas kerja keras dan ikhlas semua pihak baik Pemprov Sumsel maupun Pemkab Banyuasin sistem interkoneksi jaringan kabel laut ini berhasil dikerjakan pada akhir Maret 2022.

Dengan selesainya pengerjaan ini diharapkannya membawa berkah tersendiri bagi semua pihak. Apalagi proyek ini juga membanggakan karena merupakan sistem kelistrikan dengan kabel laut terpanjang di Indonesia.

“Dengan interkoneksi ini kita berharap dapat mengalirkan energi listrik dari sistem kelistrikan Sumatera yang kaya energi hijau ke Pulau Bangka,” tuturnya.

Menurut Wiluyo, pengerjaan ini memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi dan tidak mudah khususnya pada pengerjaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) di area kontur yang ekstrem.

Adapun sistem interkoneksi 150 kV Sumatera - Bangka meliputi panjang bentangan kabel sejauh 65,751 kilometer sirkuit (KMS) yang terdiri dari:

  • SUTT 150 kV sisi Sumatera (5,511 KMS dan 1,096 KMS)
  • SUTT 150 kV sisi Bangka (9,16 KMS)
  • SKTT 150 kV sisi Sumatera (3,93 KMS)
  • Kabel Laut 36,054 KMS.