Suporter Sriwijaya FC Desak Manajemen Segera Bayar Gaji Pemain

Pertemuan perwakilan suporter Sriwijaya FC dengan manajemen. (ist/rmolsumsel.id)
Pertemuan perwakilan suporter Sriwijaya FC dengan manajemen. (ist/rmolsumsel.id)

Kisruh internal di tubuh Sriwijaya FC memuncak setelah para pemain menyatakan ancaman mogok main dalam pertandingan melawan PSPS Pekanbaru, Sabtu (14/12) mendatang. 


Ancaman tersebut dipicu oleh tunggakan gaji selama dua bulan yang belum diselesaikan oleh manajemen klub.  

Krisis ini membuat tiga kelompok suporter fanatik, yakni Sriwijaya Mania (S-Man), Ultras Palembang, dan Singa Mania, bersatu menggelar aksi damai di kantor Sekretariat SFC, kompleks PS Mall, Rabu (11/12). 

Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan kepada manajemen untuk segera menyelesaikan masalah ini demi menyelamatkan klub dari ancaman degradasi dan sanksi berat lainnya.  

Dalam aksinya, suporter mendesak manajemen untuk membayar tunggakan gaji pemain, staf pelatih, dan ofisial secara penuh. Memberikan transparansi keuangan, terutama terkait pendapatan dari sponsor. Melakukan pembenahan internal demi menghindari degradasi. Menyusun rencana transfer pemain yang melibatkan masukan pelatih dan direktur teknik. Memastikan pemegang saham mayoritas, PT Digi Sport, berperan aktif dalam menyelamatkan klub.  

"Jika dalam 1x24 jam tidak ada penyelesaian terhadap tunggakan gaji, kami menuntut manajemen SFC untuk segera mundur secara terhormat," tegas Qusoi, Capo Tifoso Ultras Palembang.  

Perwakilan suporter akhirnya duduk bersama manajemen Sriwijaya FC untuk mencari solusi. Qusoi menyampaikan harapan agar PT Digi Sport menyerahkan saham klub kepada gubernur Sumatera Selatan terpilih, Herman Deru dan Cik Ujang (HDCU).  

"Insyaallah, jika diurus HDCU, Sriwijaya FC bisa kembali berjaya," ujar Qusoi.  

Ketua Sriwijaya Mania, Eddy Ismail, dan Ketua Harian Singa Mania, Muhammad Rocky, ditugaskan membujuk pemain agar tetap bertanding melawan PSPS. Sementara itu, Singa Mania menginisiasi penggalangan dana #SAVESFC sebagai bentuk dukungan konkret.  

Manajer Sriwijaya FC, Ajie Bastari, menyatakan kesediaannya jika ada pihak yang ingin membantu mengelola klub, termasuk mengambil alih kepemilikan dari PT Digi Sport.  

“Jika ada solusi, Digi Asia siap mundur dari manajemen. Kami berharap keputusan terbaik bisa diambil pada pertemuan Jumat (13/12/2024),” ujarnya.