Posisi SFC di Liga 2 Belum Aman, Siap-siap Kena Sanksi Jika Mogok Bertanding

Sriwijaya FC saat menghadapi PSMS Medan di Jakabaring/ist
Sriwijaya FC saat menghadapi PSMS Medan di Jakabaring/ist

Sriwijaya FC menghadapi ancaman serius meskipun telah memastikan posisi di Liga 2 musim depan. Mereka masih harus melakoni laga final di babak playoff degradasi kontra Nusantara United pada Sabtu (15/2) di Stadion Kebogiro, Boyolali, Jawa Tengah. 


Namun, ancaman mogok bertanding dari pemain bisa menggagalkan laga tersebut. Para punggawa Laskar Wong Kito menuntut pembayaran gaji yang telah tertunggak selama tiga bulan dan sisa down payment (DP) yang belum dibayar oleh manajemen PT Digi. 

Situasi ini membuat seluruh anggota tim mengalami krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan klub. Ancaman mogok bertanding kali ini disebut lebih serius dan bukan hanya gertakan. J

Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, Sriwijaya FC terancam kena sanksi yang bisa berujung pada degradasi.

Pelatih Hendri Susilo menegaskan bahwa tim tidak akan berangkat ke Boyolali jika hak pemain tidak dipenuhi. "Kali ini tim serius tidak akan mau tanding, jika memang manajemen tidak melunasi gaji pemain," kata Hendri dihubungi, Selasa (11/2).

Dia mengatakan, pihaknya sudah berusaha maksimal berjuang mempertahankan eksistensi tim SFC hingga selamat dari jurang degradasi. Namun dia berharap manajemen tim juga memperjuangkan hak para pemain dan pelatih.

"Kalau manajemen PT Digi tidak mau melunasi gaji tim SFC, berarti mereka yang ingin SFC degradasi. Bertanggung jawablah PT Digi," katanya.

Ancaman mogok bertanding memiliki konsekuensi besar bagi klub, sebab jika tim tidak hadir di pertandingan tanpa alasan sah, mereka akan dianggap menolak untuk bertanding dan dinyatakan kalah 0-3, dengan pengurangan poin (forfeit). 

Denda minimal Rp150 juta pun akan dikenakan, dan jika hal ini terjadi di Liga 1 atau Liga 2, sanksinya lebih berat, yakni pengurangan 9 poin dan denda minimal Rp1 miliar.

Sriwijaya FC juga berisiko kehilangan tempat di Liga 2 jika mogok bertanding terjadi, berpotensi degradasi ke Liga Nusantara. 

Sementara itu, CEO PT Digi Sport Asia, Anggoro Prajesta mengatakan pihaknya tetap berupaya untuk menyelesaikan kewajiban finansial yang ada meskipun menghadapi tantangan besar. 

Dia menegaskan perusahaan berkomitmen untuk melunasi pembayaran secepat mungkin sebelum target waktu tertentu.

"Iya sudah diinfokan, ya kita tetap usaha cari, Pak. Lunas sebelum Nusantara, berat pastinya. Dapet berapa langsung kita transfer, ini pun kita usaha pinjam sana sini dulu, uang pribadi juga sudah kepake," jelasnya.