Suara Ganjar Jeblok Versi “Quick Count”, PDI Pagar Alam Tetap Tunggu Hasil Penghitungan KPU

Posko pemenangan Ganjar-Mahfud di Pagar Alam. (Taufik/RMOLSumsel.id)
Posko pemenangan Ganjar-Mahfud di Pagar Alam. (Taufik/RMOLSumsel.id)

Meski hasil quick count pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming unggul, namun tim pemenangan Ganjar-Mahfud di kota Pagar Alam meyakini bahwa pemilihan presiden akan tetap dua putaran.


Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kota Pagar Alam Kusmanto Kambasar mengatakan hasil quick count tidak sepenuhnya mencerminkan hasil resmi karena hasil resmi Pemilu adalah kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan saat ini proses rekapitulasi resmi masih berlangsung dan berproses.

"Quick count memang jadi metode indikator perhitungan hasil Pemilu namun itu bukanlah hasil resmi sebab perhitungan manual oleh KPU lah yang jadi putusan resmi dan itu saat ini masih berlangsung sebab suara masuk nasional baru 3 persen jadi kami tetap meyakini dan optimis Pilpres akan tetap dua putaran,"ujarnya Rabu (14/2).

Kusmanto mengungkapkan, selama proses tabulasi Pilpres berjalan, pengurus pusat PDIP dan posko pusat pemenangan Ganjar-Mahfud masih memantau penghitungan. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kecurangan.


"Instruksi dari pengurus pusat mulai malam kemarin dan selama proses Pemilu ini seluruh posko pemenangan dan kantor partai mulai dari DPP, DPD DPC, PAC, hingga pengurus ranting agar lampu penerangan dipastikan menyala semua dengan terang luar dan dalam kantor lampu menyala terang sebagai simbol melawan kegelapan kekuasaan,”ujarnya.

PDIP menurutnya  tidak panik menghadapi situasi Pilpres meski mengetahui bahwa pasangan Prabowo-Gibran unggul di kota Pagar Alam. Sebab, mereka yakin bahwa perolehan suara pasangan Ganjar-Mahfud sesuai target yakni mencapai 32 persen.

"Kami akan kawal ketat proses perhitungan suara mulai di TPS hingga ke KPU nanti dan kami siap melaporkan jika ditemukan kecurangan dalam proses ini dan meski informasi yang masuk ke kami bahwa pasangan Prabowo/Gibran unggul di sini namun target kami suara Ganjar-Mahfud mampu 32 persent,"imbuhnya.

Kusmanto menegaskan legitimasi Pilpres tahun ini sangat dipertanyakan dengan lolosnya Gibran sebagai calon wakil presiden melalui polemik putusan Mahkamah Konstitusi yang ternyata proses tersebut selain menuai kontroversi sekaligus terbukti prosesnya melanggar kode etik.

"Kita sama-sama tahu dari awal proses pencalonan Gibran berpasangan Prabowo sebelumnya terbukti melalui proses yang melanggar kode etik maka dari itu kami menilai Pilpres hari ini di pertanyakan legitimasinya,"ucapnya

Di tempat yang sama fungsionaris PDIP Pagar Alam Tanharudin dan Sahardi mengatakan meski nanti hasilnya pasangan Prabowo/Gibran menang Pilpres namun pihaknya meyakini PDIP akan menjadi pemenang di Pemilu Legislatif sehingga diharapkan nanti akan ada kontrol terhadap kekuasaan dan PDIP siap memposisikan diri sebagai oposisi.

"Walaupun andai kata Ganjar/Mahfud kalah di Pilpres Kami optimis PDIP akan jadi pemenang di Pileg dengan demikian seperti pada periode-periode kepemimpinan negara sebelumnya kami siap jadi oposisi sebagai pengawas dan penyeimbang jalannya roda pemerintahan,"ucap keduanya.