Siap Lawan AI Amerika, Vietnam Luncurkan ViGPT dengan Bahasa dan Budaya Lokal

Vietnam Luncurkan ViGPT dengan Bahasa dan Budaya Lokal (Istimewa/net)
Vietnam Luncurkan ViGPT dengan Bahasa dan Budaya Lokal (Istimewa/net)

Vietnam berhasil mengembangkan program AI generatif terbaru mereka yaitu ViGPT. Program AI ini disiapkan untuk melawan AI dari Amerika yang terus mendominasi teknologi kecerdasan buatan. ViGPT ini dikembangkan sesuai dengan bahasa dan budaya lokal.


ViGPT milik konglomerat Vietnam, Vingroup, membuat heboh ketika pertama kali diluncurkan, memukau penonton setelah alat AI tersebut mampu mengoreksi orang-orang yang dengan sengaja membuat pernyataan yang membingungkan atau salah.

“Ejaan (intonasi) Anda salah,” kata ViGPT saat acara peluncuran virtual bulan lalu. Pada pesan lain, program tersebut menyampaikan, “Nama yang paling umum di Vietnam adalah ‘Anh,’ bukan ‘Hien.'”

ViGPT dikembangkan oleh anak perusahaan grup VinBigData (VBD), yang merancang program untuk berinteraksi dengan pengguna di Vietnam. Alat tersebut diyakini merupakan program AI generatif pertama di Vietnam yang tersedia untuk umum.

Pasar global untuk AI generatif berkembang sebesar 42 persen per tahun, menurut perkiraan dari Bloomberg Intelligence. Pasarnya diperkirakan akan mencapai 1,3 triliun dolar AS pada tahun 2032, sekitar 32 kali lipat dari skala 40 miliar dolar AS pada tahun 2022.

Pemimpin pasar sejauh ini adalah perusahaan teknologi AS, seperti OpenAI, Google, dan Amazon.com, yang memiliki banyak dana dan talenta untuk memasuki pasar.  Banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan ChatGPT dan opsi canggih lainnya yang dikembangkan di AS.

"Meskipun persaingannya sangat ketat, Vingroup memilih untuk mengembangkan versinya secara mandiri karena kelompok tersebut dapat menggunakan data Vietnam untuk menciptakan AI generatif yang menawarkan presisi lebih tinggi dibandingkan pesaing asingnya," kata Vu Ha Van, profesor matematika di Universitas Yale yang juga menjabat sebagai  direktur ilmiah di VBD, seperti dikutip dari Nikei, Rabu (24/1).

Banyak program AI generatif yang melatih data berbahasa Inggris.  Hal ini berarti relatif sedikit data dari Vietnam yang dapat diakses dalam bahasa tersebut, sehingga mengurangi keakuratan program-program tersebut terkait dengan budaya, sejarah dan hukum Vietnam.

Model bahasa besar (LLM) ViGPT dikatakan bekerja dari 1,6 miliar parameter, yang berarti seperseratus ukuran GPT-4 OpenAI.

Lebih banyak parameter biasanya sama dengan kecerdasan yang lebih tinggi.

Namun menurut Pemahaman Bahasa Multitask Vietnam, sebuah tolok ukur penilaian AI generatif yang disesuaikan untuk pasar Vietnam, ViGPT mengungguli banyak pesaingnya di luar negeri dan telah mencapai skor kedua setelah ChatGPT.

Vingroup menerapkan teknologi AI pada kendaraan listrik yang dibuat oleh grup perusahaan VinFast, sehingga pengemudi dapat mengoperasikan kendaraan melalui perintah lisan dalam bahasa Vietnam. Grup ini juga berencana untuk menggabungkan AI di bidang keuangan, asuransi, dan logistik.

Diperkirakan hanya sekitar 5 persen dari populasi global yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, yang berarti terdapat permintaan laten yang besar terhadap AI yang dikembangkan untuk non-penutur asli bahasa Inggris.

Sementara itu di China, pesaing AS dalam hal teknologi, ada Baidu, Tencent Holdings, dan Alibaba Group Holding yang sedang mengembangkan AI generatif.  Ernie Bot Baidu memiliki lebih dari 100 juta pengguna pada akhir tahun lalu.

“Model bahasa besar yang kami kerjakan saat ini akan lebih cocok untuk bahasa Tiongkok dan pasar Tiongkok,” kata Ketua dan CEO Baidu Robin Li.