Serangan Houthi di Laut Merah Mengancam Stabilitas dan Ekonomi Global

Situasi di Laut Merah/Net
Situasi di Laut Merah/Net

Eskalasi konflik antara Israel dan Palestina telah mencapai titik kritis, memicu serangkaian peristiwa yang mengancam keamanan maritim dan stabilitas ekonomi global. Sejak 7 Oktober 2023, serangan pasukan Israel ke wilayah Palestina telah memicu respons tak terduga dari kelompok Houthi Yaman, yang melancarkan aksi solidaritas dengan melibatkan serangan terhadap kapal-kapal di seputaran Laut Merah.


Sebagai tanggapan terhadap serangan Houthi, Amerika Serikat, sebagai sekutu terdekat Israel, telah membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mengamankan Laut Merah dari ancaman serangan tersebut. Kelompok Houthi telah menggunakan berbagai jenis serangan, termasuk drone, rudal, dan kapal, untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau berlayar menuju wilayah tersebut.

Menurut laporan terbaru, lebih dari 20 drone dan rudal yang diluncurkan oleh Houthi di Laut Merah berhasil ditembak jatuh oleh kapal perusak Inggris, HMS Diamond, dan kapal perang Amerika Serikat. Meskipun demikian, serangan ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keamanan maritim dan perdagangan internasional.

Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), Capt. Dr. Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengomentari situasi ini dalam sebuah keterangan pers. Ia menilai bahwa serangan Houthi tidak dapat dibenarkan, terutama jika dilakukan di jalur pelayaran internasional. Menurut Capt. Hakeng, serangan ini menjadi ancaman serius bagi perdagangan bebas internasional dan keamanan maritim.

"Tindakan ilegal dari kelompok Houthi ini membahayakan kapal-kapal yang sedang berlayar dan mengancam nyawa pelaut di kapal yang tidak terlibat dalam konflik kedua negara tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Capt. Hakeng menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari serangan ini sangat signifikan. Pemilik kapal menghadapi kerugian besar, dan pihak asuransi telah menaikkan premi asuransi bagi kapal-kapal yang melewati wilayah tersebut. Dalam situasi force majeure, klaim asuransi menjadi sulit dilakukan, dan perusahaan pelayaran mengalami kesulitan dalam menjalankan operasinya.

Penting untuk dicatat bahwa serangan Houthi juga berdampak pada rute pelayaran internasional. Banyak perusahaan pelayaran komersial telah mengalihkan operasi mereka, memutar kapal-kapal mereka untuk menghindari Laut Merah dan Terusan Suez. Akibatnya, waktu perjalanan, konsumsi bahan bakar, dan biaya angkutan logistik meningkat.

"The Global Trade Research Initiative memperkirakan dampak ekonomi perubahan rute pelayaran ini akan meningkatkan biaya pelayaran, kenaikan biaya asuransi, dan potensi kerusakan pada kargo yang dibawa oleh kapal-kapal yang terkena dampak," tambah Capt. Hakeng.

Dengan ketegangan yang terus meningkat di Laut Merah, terdapat kekhawatiran bahwa pasokan minyak dan gas dunia akan terganggu. Hal ini dapat memengaruhi harga minyak dan gas di pasar internasional, serta berpotensi menciptakan efek domino terhadap kenaikan harga pangan dan bahan pangan pokok di Indonesia.