Industri sawit Indonesia merupakan penyumbang devisa yang sangat besar bagi negara, sekaligus menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
- RMKE Bantah Lakukan Ilegal Mining, Punya Izin Sah dari Pihak Berwenang
- Suasana Istanbul Hadir di Arista Hotel Palembang, Nikmati Berbuka Puasa dengan Aneka Hidangan Istimewa
- Aktivitas Beli dan Gadai Emas Meningkat Jelang Lebaran
Baca Juga
Hal itu diuraikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono yang dikutip dari Sawitkita, menjelang diperingatinya Hari Sawit Nasional yang jatuh tiap 18 November.
Ia memaparkan, pada waktu terjadi pandemi Covid-19 pun, sektor kelapa sawit masih memberikan sumbangan devisa yang sangat besar sehingga neraca perdagangan nasional tetap positif.
Ia berharap, industri sawit terus dilindungi dengan kebijakan yang kondusif, terutama karena Indonesia selain sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia juga sebagai konsumen minyak sawit terbesar di dunia.
“Agar industri ini dapat bertahan dan terus memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Eddy.
Indonesia menetapkan 18 November sebagai Hari Sawit Nasional. Peringatan Hari Sawit Nasional ini pertama kali dimulai pada tahun 2017 dan dirayakan di halaman kantor Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS) Medan pada 18 November oleh Dewan Minyak Sawit Indonesia.
Penetapan tanggal 18 November juga untuk memperingati penanaman perdana kelapa sawit di Indonesia secara komersial di kebun Sungai Liput dan Pulu Raja pada 18 November 1911.
Penetapan 18 November memang tidak sembarangan. DMSI berkolaborasi dengan PPKS yang memiliki ahli-ahli dan perpustakaan dengan koleksi buku sejarah masuknya kelapa sawit ke nusantara.
Berdasarkan literatur yang ditulis oleh Hunger pada 1924 komersialisasi kelapa sawit dari status tanaman hias terjadi pada 18 November 1911.
- Brand Fashion Hamlin Mampu Bertahan Saat Pandemi, Gimana Kiatnya ?
- Sambut Tahun Baru 2024, The ALTS Hotel Usung Tema 'Kuch Hota Hai'
- Harga Sembako Relatif Stabil di Palembang, Cabai Merah Masih Tinggi