Sebut Manajemen Bohong, Suporter Tolak Penunjukan Bakti Setiawan Sebagai Presiden SFC

Asfan Fikri Sanap menandatangani penyerahan saham PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) dari pemegang saham sebelumnya Hendri Zainuddin/net
Asfan Fikri Sanap menandatangani penyerahan saham PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) dari pemegang saham sebelumnya Hendri Zainuddin/net

Saham PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) yang menaungi klub Sriwijaya FC (SFC) kembali berpindah tangan. Hal itu setelah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa di Ruang Rapat Dispora Sumsel, Rabu (24/1).


Dalam RUPS Luar Biasa tersebut peralihan saham SFC yang semula dipegang Hendri Zainuddin resmi beralih ke Asfan Fikri Sanaf, Mantan Dirut Bank Sumsel Babel yang kini menjadi pemegang mayoritas saham dengan 1.084 lembar atau senilai Rp5.420.000.000. Di sisi lain, Yayasan Sepakbola Sriwijaya tetap dengan 116 lembar atau senilai Rp580 juta. 

Namun demikian, Asfan mengaku peralihan saham dari Hendri Zainuddin tersebut bersifat hibah dengan sukarela. Sehingga tidak terdapat transaksi nominal disana. Walaupun beberapa waktu lalu sempat diberitakan bahwa kepemilikan saham SFC ini juga sempat berpolemik. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/membuka-tabir-masalah-sriwijaya-fc-peralihan-saham-sampai-gugatan-wanprestasi-berimbas-minimnya-prestasi)

"Perlu diketahui saya menerima saham tersebut sifatnya hibah dari Hendri Zainuddin yang diserahkan ke saya dalam RUPS. Memang nilai sahamnya tidak nol rupiah tapi saya tidak membayar karena sifatnya hibah," jelas Asfan saat dihubungi RMOL Sumsel, Kamis (25/1).

Asfan memastikan, peralihan saham tersebut sudah sesuai mekanisme dan aturan yang telah dicatat dalam akta notaris Elmadiantini. Dalam penyerahan saham tersebut juga notaris tidak menyebut harga sama halnya ketika dirinya menerima limpahan saham yang sebelumnya dimiliki Muddai Madang.

"Tidak ada masalah, karena saham yang dihibahkan saat ini juga sama seperti saat pak Muddai menyerahkan saham pada saya sebelumnya. Saya rasa pak Muddai juga akan senang setelah saya menerima saham ini lagi seperti beberapa tahun lalu dia menyerahkan kepada saya," jelasnya.

Lebih lanjut Asfan menjelaskan, setelah menggelar RUPSLB dirinya langsung melakukan perombakan pengurus klub SFC. Diantarannya dengan menunjuk Bakti Setiawan sebagai Direktur Utama PT SOM sekaligus sebagai Presiden Klub Sriwijaya FC kedepannya menggantikan Hendri Zainuddin, yang kini berstatus tersangka kejati Sumsel atas perkara korupsi dana hibah KONI Sumsel.

Lalu, menunjuk pengusaha batubara Sumsel Abraham Busro sebagi Direktur Marketing PT SOM. Abraham merupakan Presiden Direktur PT Global Integra Energy (GEI) dan Komisaris Utama PT Energate Prima Indonesia (EPI), perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengangkutan dan pelabuhan batu bara yang beroperasi di wilayah Kabupaten PALI. 

Abraham menggantikan Hendriansyah, Kepala Dinas ESDM Sumsel yang saat ini juga masih menjabat sebagai Manajer Tim SFC.

"Karena kita ingin SFC ini lebih baik lagi dan mengakomodir keinginan kelompok suporter. Dipilihnya Bakti Setiawan sudah menjadi pertimbangan semua karena beliau memang sosok yang berpengalaman. Selain itu juga, ada pengusaha Abraham Busro yang nantinya akan membantu mencari investor dalam sisi marketing dan pendanaan tim," pungkasnya.

Penunjukkan Bakti Setiawan Tidak Akomodir Keinginan Suporter, Dinilai Politis!

Bukannya mengakomodir keinginan suporter, penunjukkan Bakti Setiawan sebagai Presiden Klub justru mendapat penolakan. Pentolan Cafo Tifoso Ultras Palembang, Gunawan Ginting merasa pesimis karena SFC sebagai kendaraan politik semakin kentara dengan penunjukkan Bakti yang saat ini mencalonkan diri sebagai calon legislatif. 

"Kami Ultras Palembang, sangat tidak setuju karena penunjukan Bakti Setiawan sebagai Presiden Klub sangat politis. Karena beliau tidak jauh dari lingkaran Herman Deru yang kami nilai gagal dalam janji politiknya ketika kampanye. Jadi kami sangat pesimis tim ini akan lebih baik jika beliau yang pimpin," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, manajemen tidak pernah menampung aspirasi suporter dalam menentukan Presiden Klub. Sehingga apa yang disampaikan Asfan dianggap tidak benar. Padahal, seluruh elemen kelompok suporter sudah terlibat jauh dalam mencari solusi dan jalan keluar mencari sosok yang dianggap mumpuni memimpin SFC.

"Terus terang saja, sosok Bakti Setiawan itu tidak pernah melakukan paparan kepada kami para suporter terkait rencana kedepan untuk tim. Kami akui dia pernah telibat dalam take over SFC waktu dulu. Tapi beliau ini tidak ada pengalaman dalam mengurus tim SFC, semua tahu track recordnya," kata dia. 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Sriwijaya Mania (S-Man) Eddy Ismail yang mengatakan kalau manajemen terburu-buru menetapkan Presiden SFC, Bakti Setiawan. "Sekarang apa pertimbangannya menunjukan Bakti Setiawan sebagai Presiden Klub Sriwijaya FC," tanya Eddy. 

Bakti Setiawan yang merupakan politisi Partai Nasdem dianggap punya kedekatan dengan Herman Deru. Sementara kelompok suporter SFC mengaku sudah sangat kecewa dengan Herman Deru yang tidak menepati janji kampanye saat manju sebagai calon gubernur Sumsel, untuk memajukan prestasi SFC. 

"Sudah jelas sekali lingkaran politiknya di SFC ini, jadi kami sangat kecewa dan khawatir SFC ini akan kembali terpuruk karena sudah dijadikan alat politik (oleh Herman Deru)," tegasnya. 

Begitu juga yang disampaikan oleh Dewan Pembina Singa Mania, Dedy Pranata. RUPSLB PT SOM, yang menunjuk Bakti Setiawan sebagai Presiden klub menurutnya tidak transparan.

"Kontribusi Bakti Setiawan itu juga masih minim terhadap SFC tapi manajemen malah menunjuknya jadi Presiden Klub. Dari situlah kami curiga jika RUPS kemarin terkesan sudah diatur dan tidak transparan," tegasnya. 

Dengan dipilihnya, Bakti Setiawan pihaknya berharap Manajemen berpikir ulang karena target dan ekspektasi para suporter sangat tinggi terhadap SFC. "Karena posisi Presiden Klub itu sangat vital dalam membangun dan memajuka tim. Begitu juga dalam hal pendanaan, tentunya posisi tersebut harus diisi orang yang punya jaringan kuat. Kalau yang ini kita semua tahu kalau istilah netizen  masih satu kolam dengan Herman Deru yang kita anggap gagal," pungkasnya.