Sebar Video tentang Demo, Mahasiswa Ini Digaruk Aparat Keamanan

Berhati-hati dan bijaksanalah menggunakan media sosial. Jangan sampai berurusan dengan aparat penegak hukum, seperti yag dialami mahasiswa berinisial AR (27). Ia menyebarkan video tentang adanya korban meninggal saat aksi demo penolakan UU Omnibus Law di Kota Bima, NTB, Jumat (9/10/2020).


Ia memposting video durasi pendek yang menyatakan salah satu masa aksi GERAM Bima yang menggelar aksi tolak Undang-Undang Omnibus Law telah meninggal dunia.

"AR mengunggah video sekitar pukul 10.00 Wita, Jumat (9/10/2020), usai menggelar aksi unjuk rasa di Kota Bima," kata Kapolres Bima Kota AKBP Haryo Tejo Wicaksono SIK yang diberitakan Antara, Sabtu.

Dalam postingan itu, menyebutkan salah satu massa aksi yang diamankan pihak kepolisian pascaaksi unjuk rasa terkait penolakan pengesahan UU Omnibus Law yang berlangusung pada Kamis tanggal 8 Oktober telah meninggal dunia.

AR menyebarkan video berisi mahasiswa STISIP BIMA bernama Gufran, 21, asal Desa Hidirasa, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima meninggal dunia. Video itu kemudian viral di media sosial dan banyak dibagikan.

Tim Puma Satuan Reskrim Polres Bima Kota melakukan penangkapan terhadap AR sekitar Pukul 17.15 Wita. Dalam penangkapan itu diamankan barang bukti satu unit handphone dan satu sim card.

“Sudah kami amankan di polres guna dimintai keterangan lebih lanjut” tandas Kapolres.

Kapolres Bima mengimbau warga agar berhati-hati menggunakan dan memposting sesuatu di media sosial yang mengandung hoax dan unsur Suku, Agama dan Ras yang dapat memprovokasi masyarakat.

Karena kepada pelaku penyebaran kebencian dan hoax melalui medsos akan berlaku UU ITE dengan ancaman pidana penjara.[ida]