Salah satu cara memutus rantai penyebaran virus corona adalah dengan isolasi, termasuk isolasi mandiri. Namun studi terbai menunjukan, isolasi berbasis institusi atau terpusat lebih efektif.
- Tekan Pelanggaran Lalulintas, Polrestabes Palembang Gelar Operasi Patuh Musi 2022
- Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal, Kemenag Undang Ormas Islam dan Perwakilan Dubes
- Manambang Muara Enim Ikut Rasakan Duka Keluarga Korban Fatality
Baca Juga
Hasil studi yang dipublikasi di The Lancet itu mengambil contoh penanganan virus corona di China, isolasi terpusat yang dilakukan di Wuhan lebih bisa mengekang penyebaran infeksi.
Pasalnya, dalam isolasi terpusat, tingkat kontak bisa berkurang sebanyak 90 persen, sementara isolasi di rumah hanya 75 persen. Selain itu, studi ini menunjukkan, Wuhan berhasil menghentikan infeksi karena dengan segera mengisolasi semua orang yang terinfeksi Covid-19, terlepas dari intensitas gejalanya, di tempat-tempat yang telah ditunjuk.
Di sebagian besar negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, hanya pasien yang memiliki gejala parah yang dirawat di rumah sakit. Sementara pasien dengan gejala ringan hanya mengisolasi diri di rumah.
Kendati begitu, untuk memastikan isolasi terpusat benar-benar efetif, harus diiringi dengan penyediaan fasilitas yang mumpuni, seperti triase, perawatan medis dasar, dan hidup yang penting bagi kesejahteraan mereka yang terisolasi.
“Yang terpenting, rumah sakit Fangcang di Wuhan menyingkirkan sebagian besar risiko penularan dalam rumah tangga, yang sering terjadi karena penyebaran dapat tinggi untuk infeksi ringan,” ujar peneliti seperti dimuat CGTN.
Para peneliti juga menambahkan, negara yang memiliki sistem perawatan kesehatan yang lemah lebih baik untuk mengadopsi isolasi terpusat untuk lebih membendung penyebaran virus.[ida]
- Ini Catatan Kemenag Soal Kedatangan JCH Indonesia di Arab Saudi
- Kemenag Sumsel: Belum Ada JCH Embarkasi Palembang yang Wafat di Tanah Suci
- Lapas di Jabar Sudah Mulai Over Kapasitas, Ridwan Kamil Dukung Implementasi Restorative Justice