Satu Bintang Politik Sumsel Meredup, Percha Leanpuri Tinggalkan Prestasi Tak Terganti

Percha Leanpuri. (ist/rmolsumsel.id)
Percha Leanpuri. (ist/rmolsumsel.id)

Kepergian Percha Leanpuri menyisakan duka mendalam bagi warga Sumsel. Tak terkecuali bagi pengamat Bagindo Togar yang menilai jika putri sulung Gubernur Sumsel Herman Deru itu, sebagai the rising star dalam kancah politik Sumsel.


Dua kali terpilih sebagai anggota DPD RI pada 2009 dan 2014, juga terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 sudah cukup untuk membuktikan kualitasnya.

Meskipun berada di bawah bayang-bayang ayahnya, Togar melihat ada perbedaan mendasar dari gaya berpolitik yang diterapkan oleh Percha. "Diferensiasi cara (gaya) berpolitiknya inilah yang membuat konstituennya loyal. Sumsel kehilangan orang yang cerdas secara pendidikan dan secara politik,"ungkap Togar. 

Apalagi, sebagai politisi perempuan, Percha betul-betul memanfaatkan sifat keibuan yang dimilikinya untuk membaur di semua kalangan. Berbeda dengan polisiti perempuan kebanyakan, yang menurut Togar kerap menunjukkan sisi sosialita mereka. 

"Anak muda ini bisa membaur dengan siapa saja. Tidak terlihat tinggi, justru punya sifat humble. Sehingga tidak bisa juga kita bilang dia sepenuhnya dipengaruhi atau terbantu (karir politik) karena ayahnya,"ungkap Togar.

Perbedaan yang dimilikinya dibandingkan dengan Herman Deru inilah yang membuat Percha menjadi salah satu bintang di arena politik Sumsel saat ini. 

Prestasi yang ditinggalkan Percha dalam karir politiknya menurut Togar sulit bahkan tidak akan terganti. "Dia sekarang umurnya 35, berarti telah mulai (berpolitik) sejak usia 20an, sulit menggantikan (prestasi) yang dicapainya,"kata Togar.

Herman Deru. (ist/rmolsumsel)

Herman Deru Harus Segera Move On

Sebagai politisi, Percha tentu punya banyak rencana dan cita-cita. Tidak hanya memajukan daerah konstituen, tetapi juga untuk memajukan Sumsel. 

Akan tetapi sebagai petugas partai, Percha punya tugas dan tanggung jawab yang besar pada Pemilu 2024 mendatang. Ia disebut sebagai salah satu jenderal lapangan, khususnya di Dapil Sumsel 2, daerah yang mengantarkannya ke kursi DPR RI.

"Tanpa mengesampingkan duka yang sedang dirasakan olehnya, saya pikir harus Herman Deru segera move on. Untuk nantinya melakukan konsolidasi lagi menuju 2024,"katanya.

Sebab suara Partai Nasdem, maupun partai besar lain di Sumsel seperti Golkar dan PDI Perjuangan belum bisa dibilang aman. Masih bergantung dengan hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) yang rencananya digelar pada Februari 2024 mendatang.

Herman Deru, dikatakannya harus mencari penutup kekosongan sepeninggal Percha, untuk mengamankan suara partai di Dapil Sumsel II, yang terdiri dari Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muaraenim, Lahat, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Sekaligus memberi perhatian lebih untuk membuka jalan dan memaksimalkan suara dari Dapil Sumsel I yang terdiri dari Kabupaten Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Palembang, Kota Lubuk Linggau, dan Musi Rawas Utara.

"Tapi selama Herman Deru tetap menjadi dirigen yang baik, tentu akan mulus. Sebab harmoni di (Dapil) Sumsel II itu sudah bisa dikendalikan (Nasdem). Tapi di (Dapil) Sumsel I, terjadi pertarungan kuat,"ujarnya.

Bagindo Togar Butar Butar. (rmolsumsel.id)

Pertarungan Politik 2024 Semakin Sulit

Secara psikologis, Ketua DPW Partai Nasdem Sumsel Herman Deru saat ini dalam kondisi yang sangat terpukul. Kepergian Percha yang diharapkan menjadi penerus, sedikit banyak akan memberi pengaruh pada kerja dan kinerjanya baik di pemerintahan atau partai. 

Namun, apabila Herman Deru mampu melalui ini. Maka, menurut Togar Nasdem akan tetap punya nilai tawar yang kuat pada 2024 mendatang. 

Meskipun Herman Deru yang nanti menjadi petahana apabila maju dalam Pilgub, tetap bergantung dengan hasil Pileg yang digelar lebih dulu. 

"Partai yang menonjol (dalam Pileg) akan lebih punya bergaining untuk maju (Pilgub). Misalnya sekarang PAN dan PKB mulai bersinar. Pelan-pelan mereka mulai naik,"kata Togar. Sehingga hal ini harus jadi perhatian Herman Deru. 

Belum lagi Partai Golkar yang terus melakukan konsolidasi di berbagai lini sehingga nama besar Nasdem harus tetap dijaga dengan penguatan-penguatan yang strategis dan sistematis. 

"Tidak mudah persaingan politik di 2024 nanti. Tidak mungkin juga Herman Deru maju (Pilgub) kalau yang leading nanti partai lain. Nah inilah, ada pengaruh atau tidak (kepergian Percha), Nasdem harus bisa membaca,"ungkapnya. 

Suasana rakerda PDI Perjuangan Sumsel beberapa waktu lalu. (ist/rmolsumsel.id)

Togar Prediksi PDI Perjuangan Sumsel Melorot di 2024

Masih dalam dinamika politik Sumsel, Togar justru menilai PDI Perjuangan sebagai salah satu partai besar di Sumsel diprediksi mendapatkan hasil yang kurang maksimal pada 2024 mendatang. 

Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, menurutnya PDI Perjuangan berjalan lebih lambat dibanding partai lain. Seperti Golkar misalnya, yang meski pada pemilihan Ketua beberapa waktu lalu terlibat polemik, kini sudah mulai berkonsolidasi. 

"Ini yang paling lucu kok gak peka dan sensitif. (Partai) yang lain sibuk, ini kok malah tertinggal jauh,"ujarnya. Bahkan secara nasional, PDI Perjuangan juga menunjukkan penurunan signifikan. 

Kisruh internal saat Megawati terkesan mengusung Puan Maharani di 2024 memberi dampak sampai ke daerah. "Apalagi di Sumsel, kayaknya bisa melorot rangking empat kalau bertahan seperti ini,"katanya.

Justru Puan yang digadang untuk maju dalam Pilpres 2024 itu menurutnya tidak terkesan populis, seperti halnya Percha Leanpuri di Sumsel. Gaya berpolitik Puan yang high class inilah yang menurutnya akan menjatuhkan citra PDI Perjuangan.

"Nah, itulah tadi. Contoh Percha, walaupun dia anak tokoh elit, tapi dia gaya berpolitiknya populis, masuk ke semua kalangan. Makanya dia bisa terpilih tiga periode berturut-turut, tidak mudah itu merawat basis konstituen selama itu,"ungkap Togar.