Sama Seperti Muara Enim, Kabupaten Bekasi Kini Alami Kekosongan Kepemimpinan Setelah Bupatinya Meninggal

Eka Supria Atmaja. (rmol.id)
Eka Supria Atmaja. (rmol.id)

Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja meninggal dunia setelah berjuang melawan covid-19 selama beberapa pekan terakhir. Almarhum meninggal dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Siloam Kelapa Dua, Tangerang, Minggu (11/7) sekitar pukul 21.30.


Kabar meninggalnya Eka pertama kali tersiar melalui pesan singkat di kalangan wartawan. Informasi ini kemudian dikonfirmasi oleh Kepala Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi, Rhamdan Nurul Ikhsan.

"(Informasi) awal saya terima dari keluarga kemudian dari ajudan yang selama ini mendampingi beliau di rumah sakit. Informasi detailnya masih belum diketahui namun beliau dikabarkan meninggal pukul setengah 10," kata Rhamdan melalui sambungan telepon.

Berdasarkan informasi dari tim medis dan Dinas Kesehatan, kata Rhamdan, Bupati Eka langsung menjalani perawatan di ICU setelah dibawa ke rumah sakit. Bupati Eka memiliki riwayat penyakit sehingga perlu penanganan medis di rumah sakit. Hanya saja, karena ruangan di Kabupaten Bekasi penuh, beliau terpaksa dibawa ke Tangerang. 

"Keterangan dari dinkes, Beliau trombositnya sempat turun, kemudian ada sesak nafas dan komorbid makanya harus dibawa ke ICU, waktu itu penuh semua di Bekasi kemudian adanya ke Tangerang. Kemudian setelah dirawat, kondisi beliau mulai stabil namun kadang turun naik," ucap dia.

Rhamdan mengatakan, terkait pemakaman Bupati Bekasi masih belum dipastikan. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk pengurusan lebih lanjut.

Dengan wafatnya Bupati, kini Kabupaten Bekasi tak memiliki kepala daerah, sebab Eka Supria Atmaja yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Bekasi dilantik sebagai Bupati pada 12 Juni 2019, menggantikan Bupati Neneng Hasanah Yasin yang terjerat kasus korupsi. 

Setelah Eka naik posisi, terjadi kekosongan kursi wakil bupati Bekasi, sementara Sekretaris Daerah saat ini belum definitif, yang dijabat Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi Herman Hanafi. Herman diangkat sebagai pelaksana harian pada awal Juli lalu.

Kabupaten Muara Enim di Sumsel juga pernah mengalami hal serupa, yakni kekosongan kepemimpinan. Bedanya Bupati dan Wakil Bupati ditangkap oleh KPK lantaran terlibat korupsi, sementara pada saat yang sama belum ada Sekretaris Daerah yang definitif. 

Namun Gubernur Sumsel Herman Deru menggunakan diskresi yang dimilikinya untuk menunjuk H Nasrun Umar yang merupakan Sekda Provinsi Sumsel sebagai pejabat sementara Bupati Muara Enim.