Kepala Dinas Pertanian (Distan) Joni Saihu, menyebut sektor pertanian di kabupaten OKU masih didominasi sub sektor perkebunan dengan komoditi terbesar adalah perkebunan karet dan sawit.
Berdasarkan data BPS, luas perkebunan karet rakyat di Bumi Sebimbing Sekundang, ini kurang lebih 74.000 hektar yang terdiri dari TBM, TM, dan tanaman tidak produktif.
Sayangnya, menurut Joni, persoalan harga jual getah karet, selalu menjadi momok bagi petani karet
"Kita merasakan harga komoditi karet mulai dari tahun 2013 terus mengalami penurunan," ujarnya.
Nah, kata dia, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut (harga jual,red), adalah dengan membentuk kelompok-kelompok petani karet.
Salah satunya adalah asosiasi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB).
"Asosiasi ini dapat dijadikan sebagai tempat bintek, pengolahan, pengumpulan sementara dan pemasaran bokar," ungkap Joni dalam acara pengukuhan kepengurusan asosiasi UPPB OKU Periode 2019-2023 di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Dikatakan Joni, UPPB yang sudah terbentuk saat ini berjumlah 17 UPPB dengan jumlah anggota 1.941 orang dan luas lahan karet 3.077 hektar yang tersebar di 8 kecamatan dari 13 kecamatan.
Sementara itu, Ketua UPPB OKU, Asrul Edi, mendorong petani karet untuk bergabung dalam organisasi ini agar terhindar dari praktek manipulasi harga yang merugikan petani.
Sedangkan Bupati OKU Drs.H. Kuryana Azis mengapresiasi atas pembentukan asosiasi UPPB ini, karena asosiasi ini membuktikan komoditi karet masih eksis meskipun harganya sangat fluktuatif. Apalagi prospek bahan olahan karet masih cukup tinggi.
Ditinjau dari potensi dan proyeksi luasan tanam karet yang ada di kabupaten OKU sekitar 72.000 hektar, diyakini agro industri karet memiliki prospek yang besar untuk menjadi keunggulan daerah. [R]
- HUT Ke-77 RI, Goweser BTN Gelar Susuri 77 KM Wilayah DKI
- PLN Siap Pasok Listrik Andal untuk PT Pupuk Sriwijaya Palembang
- Berbahan Air Zamzam, Produk Skincare Bernilai Islami Sasar Masyarakat Indonesia
Baca Juga
[rmol]. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Joni Saihu, menyebut sektor pertanian di kabupaten OKU masih didominasi sub sektor perkebunan dengan komoditi terbesar adalah perkebunan karet dan sawit.
Berdasarkan data BPS, luas perkebunan karet rakyat di Bumi Sebimbing Sekundang, ini kurang lebih 74.000 hektar yang terdiri dari TBM, TM, dan tanaman tidak produktif.
Sayangnya, menurut Joni, persoalan harga jual getah karet, selalu menjadi momok bagi petani karet
"Kita merasakan harga komoditi karet mulai dari tahun 2013 terus mengalami penurunan," ujarnya.
Nah, kata dia, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut (harga jual,red), adalah dengan membentuk kelompok-kelompok petani karet.
Salah satunya adalah asosiasi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB).
"Asosiasi ini dapat dijadikan sebagai tempat bintek, pengolahan, pengumpulan sementara dan pemasaran bokar," ungkap Joni dalam acara pengukuhan kepengurusan asosiasi UPPB OKU Periode 2019-2023 di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Dikatakan Joni, UPPB yang sudah terbentuk saat ini berjumlah 17 UPPB dengan jumlah anggota 1.941 orang dan luas lahan karet 3.077 hektar yang tersebar di 8 kecamatan dari 13 kecamatan.
Sementara itu, Ketua UPPB OKU, Asrul Edi, mendorong petani karet untuk bergabung dalam organisasi ini agar terhindar dari praktek manipulasi harga yang merugikan petani.
Sedangkan Bupati OKU Drs.H. Kuryana Azis mengapresiasi atas pembentukan asosiasi UPPB ini, karena asosiasi ini membuktikan komoditi karet masih eksis meskipun harganya sangat fluktuatif. Apalagi prospek bahan olahan karet masih cukup tinggi.
Ditinjau dari potensi dan proyeksi luasan tanam karet yang ada di kabupaten OKU sekitar 72.000 hektar, diyakini agro industri karet memiliki prospek yang besar untuk menjadi keunggulan daerah.
- PLN Perluas Layanan Energi Bersih untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Garuda Indonesia dan Bank Mandiri Hadirkan Promo Terbang Murah Meriah di Awal Tahun
- Syarat Vaksin Untuk Masuk Mall dari Pemerintah Pusat, Ganjar : Tidak Adil dan Berlebihan