Respons Pj Gubernur Aceh Terkait Dua Warganya Ditembak di Malaysia

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA/RMOLAceh
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA/RMOLAceh

Pemerintah Aceh memberikan sikap tegas terkait peristiwa penembakan lima pekerja migran Indonesia oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, yang terjadi pada 24 Januari 2025. Dari lima WNI yang menjadi korban, dua di antaranya adalah warga Aceh.


Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk mendorong otoritas Malaysia melakukan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut. Ia juga meminta agar investigasi mencakup kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat Malaysia.

“Kami minta KBRI Kuala Lumpur terus mengumpulkan informasi lebih lengkap untuk mendapatkan konstruksi kejadian yang lebih jelas dan meminta retainer lawyer KBRI mengkaji dan menyiapkan langkah hukum,” ujar Safrizal yang dikutip dari Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (1/2/2025).

Selain itu, Safrizal juga meminta Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur memberikan pendampingan hukum kepada para korban WNI, serta memastikan terpenuhinya hak-hak korban, termasuk pembiayaan perawatan di rumah sakit hingga mereka sembuh.

Penembakan yang terjadi pada 24 Januari 2025 tersebut menyebabkan satu korban tewas, yang diidentifikasi berinisial B asal Riau. Korban yang tewas tersebut rencananya dipulangkan ke Indonesia pada 29 Januari 2025 melalui penerbangan Kuala Lumpur-Pekanbaru dan dilanjutkan perjalanan darat menuju kampung halaman di Pulau Rupat, Provinsi Riau.

Tiga korban luka lainnya, yaitu HA dan MZ asal Riau, serta MH dan AR asal Aceh, saat ini tengah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Serdang dan Rumah Sakit Klang di Malaysia. Pada 28 Januari 2025, KBRI Kuala Lumpur telah melakukan akses kekonsuleran untuk menemui empat WNI yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut.