Presiden Rusia Vlamidir Putin menerima kedatangan Presiden Joko Widodo. Hal ini menandakan bahwa di dalam lubuk hati Putin, ingin menghentikan perang.
- Tali Pengait Bendera Putus di HUT RI Pemkot Solo, Paskibra Bentangkan Merah Putih dengan Tangan
- Jadi Tersangka Pencurian, Pria di Palembang Nikah di Kantor Polisi
- Mengulang Kisah Anies dan Fery Farhati, Berikut Seputar Pernikahan Mutiara Annisa Baswedan dan Ali Aluraiby
Baca Juga
Begitu analisa Gurubesar Hukum Internasional UI Profesor Hikmahanto Juwana dalam menyikapi pertemuan Jokowi dengan Putin, beberapa waktu lalu, Jumat (1/7).
"Bila Rusia tidak memiliki keinginan untuk menghentikan perang tentu Rusia akan menolak kehadiran Presiden Jokowi yang menganggap Indonesia telah berpihak pada AS dan sekutunya,” ucap Hikmahanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/7).
Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani ini menambahkan Rusia paham betul bahwa perang akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi negara berkembang.
Sehingga, pertemuan antara Putin dan Jokowi terwujud, agar kedua negara sama-sama memahami Indonesia sebagai negara berkembang di dunia, terkena dampak yang serius dari perang antara Rusia dan Ukraina.
"Ini karena Rusia bersedia menerima kunjungan Presiden Jokowi meski Rusia tahu Indonesia adalah ko-sponsor dari sebuah Resolusi Majelis Umum PBB yang disponsori oleh Amerika Serikat yang mengutuk serangan Rusia sebagai suatu agresi,” tutupnya.
- Dituduh Kerja Sama dengan Jihadis, Prancis Kecam Junta Mali
- Miliarder China Divonis Penjara 13 Tahun, Perusahaannya Kena Denda Rp 119 Triliun
- China Keluarkan Peringatan Kekeringan Nasional, 66 Sungai Mulai Surut