Pulihkan Lahan Terbakar, Warga Desa Lebung Itam Tanam 500 Kilogram Benih Padi

Penaburan benih padi oleh warga Desa Lebung Itam di lahan bekas terbakar. (ist/rmolsumsel.id)
Penaburan benih padi oleh warga Desa Lebung Itam di lahan bekas terbakar. (ist/rmolsumsel.id)

Lahan di Desa Lebung Itam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi salah satu kawasan yang terdampak Karhutla di tahun ini. Luasan lahan terbakar di kawasan tersebut mencapai sekitar 5.148 hektar. 


Peristiwa itu menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi warga sekitar. Mulai dari berbagai tanaman yang rusak hingga sarang walet warga yang ikut terbakar. Luasan lahan yang terbakar di areal ini. 

Untuk memulihkan lahan yang rusak ini, sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Pengelolaan Rawang (FKMPR) Desa Lebung Itam melakukan penaburan 500 kilogram benih padi di kawasan gambut yang terbakar. 

Ketua FKMPR Desa Lebung Itam, Fraensya Jay mengatakan, kebakaran tak hanya terjadi di lahan gambut yang tak bertuan. Tapi juga paling besar terjadi di kawasan konsesi milik PT BHP yang sudah disegel Ditjen Gakkum KLHK. 

Di antara kawasan terbakar, ada suatu areal yang sebelumnya sudah ditanami 2.000 bibit pohon oleh pihaknya pada 2022 lalu. "Kami sudah berupaya melakukan pemulihan. Namun, karena kembali terulang, bibit yang kami tanam sudah hangus terbakar," katanya. 

Atas kejadian tersebut, pihaknya akan berencana untuk melakukan kembali restorasi gambut yang rusak dengan melakukan penananam kembali. Salah satunya dalam waktu dekat akan melakukan penaburan benih padi.

"Penaburan benih padi di lahan gambut ini juga bagian dari pengembalian tradisi kearifan lokal masyarakat yang telah lama hilang," ucapnya.

Selain itu, FKMPR Desa Lebung Itam juga berencana untuk merealisasikan program pemulihan lahan gambut dengan cara penaburan benih padi pasca terjadinya karhutla. 

"500 kilogram benih padi yang sudah ditabur. Apabila, telah panen, maka Masyarakat dapat melanjutkannya ke program pemulihan lahan gambut dengan penanaman 10 ribu bibit pohon," terangnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Kampanye WALHI Sumsel, Febrian Putra Shopah menambahkan, Karhutla di Sumsel semestinya dapat diprediksi dan dimitigasi oleh pemerintah pusat dan daerah. Khususnya pemegang izin berbasis lahan HTI dan perkebunan.

"HTI dan perkebunan ini menjadi penyebab utama Karhutla di Sumsel," katanya

Terhitung sejak Oktober 2015, pemerintah juga mengambil kebijakan strategis dengan menerapkan moratorium (penghentian sementara) pembukaan kawasan gambut, termasuk melakukan penghentian pemberian izin baru bagi perkebunan kelapa sawit. 

Namun faktanya pada tahun 2018 terbitlah izin lokasi perusahaan perkebunan kelapa sawit PT BHP yang berada di 5 Desa (Riding, Jerambah Rengas, Penanggoan duren, Lebung Itam dan Tulung Seluang) yang diterbitkan oleh Bupati OKI.

Sejak terbitnya izin lokasi tersebut mulailah terjadi kebakaran hutan dan di tahun 2019 akibat pembukaan kanal yang dilakukan Perusahaan.

“Karena itu, kami melakukan pendampingan FKMPR Desa Lebung Itam untuk melakukan pemulihan dampak karhutla ini,” pungkasnya.